Rossi Dominan Sejak Start
JEREZ- Memimpin lomba dari start hingga finis bukan gaya asli Valentino Rossi. Dulu, di masa jayanya, rider berjuluk the Doctor itu rela menurunkan ritme balapannya demi menciptakan drama saat lomba dengan melayani pertarungan dengan pembalap lain sebelum akhirnya memenangi balapan. Tapi kemarin (24/4) di Jerez dia butuh poin untuk mengejar ketertinggalan dan memastikan kemenangan: tanpa drama dan sedikit membosankan.
[caption id="attachment_103920" align="aligncenter" width="500"] Movistar Yamaha MotoGP's Italian rider Valentino Rossi rides during the MotoGP Free Practice 4 during the Spanish Grand Prix at the Jerez racetrack in Jerez de la Frontera on April 23, 2016. / AFP PHOTO / Cristina Quicler[/caption]
Begitu meraih pole position di sesi kualifikasi Sabtu (23/4) para fans MotoGP langsung berharap Rossi memutar kembali drama seru 11 tahun lalu di Jerez.. Saat itu dia bertarung habis-habisan hingga tikungan terakhir sebelum memenangi lomba. Di tikungan terakhir itu pembalap tuan rumah Sete Gibernau dilibasnya hingga para penonton sempat menghela napas sebelum bersorak.
Adegan tersebut tidak terulang kemarin. Riskan memang. "Bermain-main" di saat kondisi balapan sangat ketat dan posisi di klasemen kurang mengutungkan bagi Rossi. Untuk memenangi balapan satu seri saja sulitnya bukan kepalang. Dan Rossi ingin meraih gelar juara dunianya yang ke-10 musim ini. Jika ingin meraihnya, tampil konsisten di podium saja tidak cukup, dia harus menang. Inilah kemenangan pertama Rossi di Jerez sejak 2009.
Karena alasan itu pula Rossi tak ingin melewatkan peluangnya memenangi lomba, meski caranya membuat penonton televisi boring. Rider kelahiran Urbino tersebut finis 2,3 detik di depan rekan setimnya Jorge Lorenzo. Finis dengan jarak cukup jauh itu biasanya menjadi gaya Lorenzo atau Marquez.
Motor Rossi memang sedang asyik ditunggangi. Begitu lepas dari garis start motor langsung dipacu melewati tikungan satu, kemudian dua, lalu mempertahankannya hingga habis putaran pertama. Pada lap kedua di tikungan 9 serangan datang dari Lorenzo. Rider tuan rumah itu melewatinya dari sisi dalam untuk mengambil alih posisi terdepan. Tapi Rossi begitu percaya diri. Di tikungan berikutnya, Lorenzo terlihat sedikit melebar karena melakukan late braking dan Rossi melihat celah untuk merebut kembali pimpinan lomba.
Ya, sekali itu saja ancaman datang. Tiga lap pertama yang krusial berhasil dilewati dengan sempurna. Setelah itu dengan temperatur ban memadai, pembalap 37 tahun itu mulai menjauh. Dari 0,5 detik di lap kedua, kemudian 1 detik di lap keempat. Jarak terjauhnya dengan Lorenzo terjadi di lima lap terakhir, dimana gap keduanya terbentang 3,3 detik. Lorenzo terus mencoba memperpendek jarak di sisa lap, namun tiga detik terlalu jauh untuk dikejar.
Untuk menghibur penonton yang terbebat bosan, Rossi mempersembahkan wheelie (mengangkat roda depan) sejak keluar tikungan terakhir sampai melewati garis finis. Dia juga mencium bagian depan motornya ketika wheelie. Selebrasi kemenangan klasik yang sudah lama tak pernah ditonton oleh penggila MotoGP.
"Akhir pekan yang sempurna," ucap Rossi saat diwawancara di parc ferme. "Kami memulainya dengan sangat baik sejak Jumat (latihan bebas pertama). Terima kasih untuk semuanya dan khususnya kru-ku. Kecepatanku luar biasa dan senang sekali bisa menang dengan cara seperti ini," serunya.
Lorenzo tampak tidak senang dengan performa motornya kemarin. Setelah memarkir M1-nya di parc ferme dia terlihat melontarkan komplain kepada para teknisinya. "Kecepatanku di awal tidak terlalu bagus. Di pertengahan balapan aku bisa menjaga jarakku (dengan Rossi). Tapi banku terlalu sering spin seperti saat menggunakan ban basah," keluhnya.
Lorenzo menyatakan bisa memenangi balapan dengan jedah lebar andai masalah ban itu tidak terjadi. "Aku terpaksa memelankan motorku (agar tidak terjatuh),'' ungkapnya. Seperti Marquez dan Rossi, Lorenzo juga memasang kombinasi ban hard untuk depan dan medium pada ban belakang.
Finis ketiga dengan jarak yang terbentang jauh dari Rossi, Marquez mengaku tak kuasa menghadapi kecepatan duo Yamaha di Jerez. Sejak sesi warm up juara dunia dua kali beruntun tersebut menyatakan motornya susah dikendarai di trek tersebut.
Marquez tak mau mengambil risiko dengan memaksakan motornya mengejar rivalnya di depan. Dia merasa cukup dengan 16 poin dan tetap mempertahankan posisinya sebagai pimpinan klasemen. ''Aku menginginkan balapan yang lebih baik. Tapi hari ini itu tidak mungkin,'' katanya pasrah.
Dengan poin sempurna di Jerez kemarin, Rossi mampu mengepras selisih poinnya dengan dengan Marquez menjadi 24. Sedangkan dengan Lorenzo terisa 7 poin. Balapan berikutnya di Le Mans 8 Mei mendatang Yamaha akan berpeluang kembali mendominasi. (cak)