Dr H Ansori MAg
Ketua Komisi Fatwa MUI Kabupaten Banyumas
PURWOKERTO - Banyumas Mengaji bisa jadi sarana syiar Islam, mempromosikan istilah mengaji, dan meningkatkan kecintaan anak anak sejak dini. Hal itu dikatakan Ketua Komisi Fatwa MUI Kabupaten Banyumas Dr H Ansori MAg.
"Mengaji dulu hanya dikenal di pesantren dan di musala di pedesaan. Mengaji dulu bagi orang awam hanya identik dengan belajar Alquran, sekarang masyarakat sudah semakin faham bahwa mengaji maknanya tidak hanya belajar Alquran," katanya.
https://radarbanyumas.co.id/semakin-hari-antusiasme-pendaftar-banyumas-mengaji-semakin-tinggi-tercatat-sudah-600-an-peserta/
Menurutnya, Banyumas Mengaji memberikan dampak positif. Salah satunya menambah semangat para orang tua untuk membelajarkan anak anaknya agar mengaji.
"Karena itu penting Radar Banyumas ke depan tidak hanya mengadakan lomba mengaji untuk Alquran, tetapi mengaji membaca kitab," jelasnya.
Ansori berharap, Banyumas Mengaji bisa menjadi momentum anak-anak menyalurkan kreativitas dan minat untuk mengaji.
Mengaji jadi salah satu kegiatan yang menurutnya penting dilakukan. Dia melihat semangat mengaji saat ini sudah baik. "Saya melihat untuk kelas ekonomi menengah atas semakin semangat mengajikan anak-anaknya," tuturnya.
Ditambahkan, Banyumas Mengaji sebagai salah satu upaya kebaikan yang dilakukan oleh Radar Banyumas. "Melakukan kebaikan tidak kenal momen dan tidak ada istilah telat," tuturnya.
Selain itu, event lomba mengaji virtual bisa jadi sarana syiar agama Islam. Saat ini cara dan saluran syiar bisa dilakukan dengan berbagai cara. Caranya tentu yang positif dan kreatif, seperti Banyumas Mengaji. "Bisa jadi sarana syiar Islam," pungkasnya. (aam)