Pasar tradisional turut menyumbang sampah plastik
PURWOKERTO-Permasalahan sampah tidak ada habisnya. Apalagi sampah non organik berupa plastik. Sampah plastik meningkat dari 29 ton per hari pada tahun 2017 menjadi 52,16 ton per hari pada tahun 2018.
"Jumlah tersebut melingkupi semua jenis plastik. Komposisi sampah plastik di tahun 2017 adalah 14,5 % dari total sampah yg di kelola DLH 200 ton/hari. Tahun 2018 meningkat menjadi 26,08%," kata Kabid Kebersihan dan Pertamanan Dinas Lingkungan Hidup Ngadimin kepada Radar Banyumas.
Karenanya, dia selalu menekankan agar masyarakat bisa mengurangi sampah plastik sekaligus melakukan pemilahan pada sampah yang ada di rumah tangga. Baik sampah organik maupun sampah non oragnik.
Di tempat lain, salah satu tempat dimana jamak dijumpai pemakaian kantong plastik adalah di pasar. Mulai dari pasar tradisional hingga yang menyandang predikat pasar SNI seperti Pasar Manis. Di pasar itu, kantong plastik tetap menjadi primadona.
"Satu hari saya bisa menghabiskan 200 buah kantong plastik. Bahkan jika sedang ramai bisa lebih dari itu, " kata Lasem salah seorang pedagang bumbu dapur di Pasar Manis.
Menanggapi hal tersebut Rojingun, Kabid Pasar Dinas Perindustrian dan Perdagangan kabupaten Banyumas menuturkan penggunaan kantong plastik memang tidak masuk indikator persyaratan pasar SNI. Ada tiga persyaratan yaitu: pengelolaan, teknik, dan umum. Meskipun demikian sampah plastik perlahan menjadi polemik, karena jumlahnya yang terus beranak-pinak.
"Di SNI kantong plastik tidak masuk indikator," pungkasnya. (aam)