PURWOKERTO-Pengumuman kelulusan jenjang SMP sudah diumumkan, Senin (28/5). Meski begitu, pihak Dinas Pendidikan (Dindik) Banyumas hingga Rabu (30/5) kemarin belum merekap seluruh daftar kelulusan peserta didik serta nilai.
"Hari ini (kemarin) laporan baru pada masuk ke Dinas Pendidikan, kami belum merekapnya secara keseluruhan, karena kewenangan kelulusan dari masing-masing satuan pendidikan," kata Kasi Kurikulum Bidang SMP Dindik Banyumas, Agus Wahidin.
Menurut dia, kelulusan SMP ini tidak berdasarkan nilai Ujian Nasional (UN) yang diumumkan pekan lalu. Meski hasil UN tidak menentukan kelulusan peserta didik, namun hal tersebut hendaknya tidak mengendorkan semangat para siswa untuk belajar dan kalangan guru untuk mendidik siswanya.
Terlebih hasil UN dan ujian sekolah (US) dapat dijadikan sebagai indikator tingkat integritas dalam pelaksanaan ujian di masing-masing sekolah.
Ia melanjutkan, kelulusan peserta didik ditentukan oleh empat komponen, yakni siswa harus menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran di sekolah, nilai sikap atau perilakunya selama sekolah minimal baik, harus mengikuti UN (tanpa melihat hasil), serta harus lulus Ujian Sekolah (US).
Sementara Kepala Sekolah SMP N 1 Purwokerto, Suhriyanto mengatakan, pihaknya meluluskan 100 persen siswa kelas 9. Seluruh siswa yang diluluskannya sebanyak 263 siswa. Namun begitu, nilai ujian pada tahun ini menurun daripada tahun 2017 lalu. "Tahun lalu nilai rata-rata 7,8 namun sekarang 7,06," kata Suhriyanto.
Menurutnya, hal tersebut berlaku secara nasional, pasalnya higher order thinking skill (HOTS) dinaikkan. Ia memaparkan, karakteristik soal HOTS yang menekankan pada keterampilan berpikir kritis dan kreatif membawa konsekuensi model soal yang dibuat. Jadi bukan soal-soal yang dapat dipecahkan hanya dengan mengandalkan hafalan.
"Dimungkinan kondisi inilah yang menyebabkan siswa menganggap soal yang diberikan lebih sulit sehingga nilai rata-rata menjadi menurun," ungkapnya. (ali)