PURWOKERTO - Sebanyak tujuh orang pengamen, gelandangan, orang terlantar (PGOT), terjaring razia yang dilakukan tim gabungan Satpol PP Provinsi Jateng, Satpol PP Banyumas, dan Satpol PP Purbalingga, Rabu (27/7). Razia merupakan bagian dari program Satpol PP Provinsi Jateng, khususnya untuk menggelar operasi lintas kabupaten/kota untuk mengantisipasi PGOT kiriman.
Kasi Opdal Bidang Tranmal Satpol PP Provinsi Jawa Tengah, Berti Soraya menjelaskan, razia merupakan salah satu program yang sudah dianggarkan Satpol PP Provinsi Jateng, terutama untuk mengurangi penyakit masyarakat (pekat) yang ada di wilayah Jawa Tengah.
LANSIA : Tim gabungan melakukan razia PGOT dan terjaring tujuh PGOT yang sebagian besar sudah lansia.
"Sekarang kebetulan yang kebagian Kabupaten Banyumas dan Purbalingga, sehingga kita bersama-sama menggelar operasi. Kali ini operasi memang kita khususkan untuk menjaring PGOT," jelasnya.
Dijelaskan, operasi yang dilakukan tidak fokus pada jumlah PGOT yang terjaring, melainkan untuk menumbuhkan kebersamaan dan meningkatkan semangat masing-masing personel Satpol PP. Mengingat wilayah perbatasan merupakan salah satu wilayah yang cukup rawan dan jarang terpantau.
"Namun untuk penanganan tetap diserahkan ke masing-masing daerah berdasarkan wilayah yustisinya," ujarnya.
Operasi tersebut dimulai dari persimpangan Klenteng Sokaraja menuju Pasar Sokaraja. Lalu operasi dilanjutkan lagi ke kawasan perbatasan seperti Jembatan Linggamas dan Jompo.
Kabid Ketentraman Masyarakat dan Ketertiban Umum Satpol PP Banyumas, Sugeng Amin menambahkan, beberapa PGOT yang terjaring akan didata dan diserahkan ke Dinsosnakertrans untuk kemudian dikirim ke Baresos di Banjarnegara. Sebagian besar PGOT yang terjaring merupakan lansia.
Amin menjelaskan, waktu razia menjadi kendala. Pasalnya, kemunculan PGOT atau pekat lain di beberapa wilayah yang dijadikan target operasi memang lebih banyak pada waktu sore hingga dini hari. (bay/sus)