PURWOKERTO - Masuk pertengahan ramadan, sejumlah pengemis gelandangan dan orang terlantar (PGOT), kembali marak di beberapa titik di wilayah Perkotaan Purwokerto. Tidak hanya di jalan, kali ini PGOT juga menyasar pertokoan dan pusat perbelanjaan. Dari pantauan Radarmas, maraknya PGOT di pertokoan mulai terjadi sejak pekan lalu, terutama saat akhir pekan.
Salah satu warga Purwokerto, Regina mengaku sempat menjumpai beberapa PGOT, baik di lokasi parkir maupun pintu masuk pertokoan. Hal itu dinilai sangat mengganggu dan cukup meresahkan.
"Sekarang sudah mulai banyak yang berbelanja. Saya yakin, kalau tidak ada penanganan khusus maka jumlahnya akan bertambah lagi pasca pembagian THR nanti," katanya.
Menurutnya, PGOT yang muncul tidak hanya didominasi orang tua, melainkan anak-anak yang masih di bawah umur. Tidak hanya pusat perbelanjaan di Jalan Soedirman maupun kompleks Kebondalem, PGOT juga menyasar sejumlah rumah makan yang ada di kompleks GOR Satria Purwokerto. Kebanyakan mulai menyebar saat menjelang buka puasa.
Kepala Satpol PP Banyumas Imam Pamungkas mengatakan, belum bisa bergerak untuk melakukan penertiban. Pasalnya untuk penertiban PGOT harus dikoordinasikan terlebih dahulu dengan Dinsosnakertrans sebagai leading sektor.
"Kalau hanya menangkap PGOT saja itu bukan perkara sulit. Namun setelah itu kan harus ditangani lagi. Jadi harus menunggu koordinasi dengan Dinsosnakertrans," jelasnya.
Terpisah, Kabid PJRS Dinsosnakertrans Kabupaten Banyumas Agus Sriyono menjelaskan, saat ini penertiban belum dapat dilakukan karena masih menunggu SK Tim Penertiban dari Wakil Bupati.
"Kita sudah berkoordinasi dengan bagian hukum, namun SK nya memang belum jadi," katanya.
Untuk sementara, lanjut Agus, penertiban masih dilakukan bersama Satpol PP. Sedangkan hasil operasi, langsung ditangani dengan melakukan pendataan dan pembinaan. Sebelumnya, beberapa kali masyarakat juga mengantar PGOT ke kantor Dinsosnakertrans. "Itu juga langsung kita tindak lanjuti. Harapannya, memang ada sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam mengatasi permasalahan PGOT," ujarnya.
Seperti diketahui, pasca diterbitkannya Perda Nomor 16 Tahun 2015 tentang Penanggulangan Penyakit Masyarakat termasuk pemasangan papan larangan memberi, jumlah PGOT yang turun ke jalan memang cukup berkurang. Namun saat ini kebanyakan PGOT justru menyasar perumahan, toko dan perkantoran. Memanfaatkan momen Ramadan, jumlah PGOT biasanya bertambah terutama datang dari luar Banyumas. (bay/sus)