foto Radar Solo
SOLO – Belasan makam di TPU Cemoro Kembar Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon dirusak sekelompok anak di bawah umur. Mereka sedang menempuh pendidikan di kawasan tersebut. Kasus ini sedang diusut Polsek Pasar Kliwon.
https://radarbanyumas.co.id/travel-nyungsep-ke-jurang-50-meter-di-brebes-sopir-tewas-4-penumpangnya-luka-luka/
Pantauan Jawa Pos Radar Solo, rata-rata mereka merusak bagian nisan. Salah satunya menimpa makam milik istri dan ibu dari Andreas Budi Prasetyo. Andreas mengetahui kedua makam orang tuanya itu rusak pada Rabu (16/6) lalu.
“Saya ditelepon, disuruh ke sini (makam) melihat kondisinya. Saya langsung meluncur, dan ternyata makam sudah dirusak. Saya tanya kepada juru kunci makam katanya yang melakukan anak-anak,” ujarnya.
Beberapa hari kemudian, lanjut Andreas, dia dipanggill ke Polsek Pasar Kliwon untuk dilakukan mediasi dengan anak-anak tersebut. Pria ini mengaku menerima atas kejadian itu.
https://radarbanyumas.co.id/sudah-31-kasus-pelemparan-kaca-mobil-pelaku-teror-lempar-batu-tak-meninggalkan-jejak/
“Dari pihak mereka juga siap memperbaiki. Kemarin kesepakatan selesai,” kata Andreas.
Lurah Mojo Margono menuturkan, total ada 12 makam yang dirusak di area pemakaman itu. Ada sekitar 10 anak menjadi pelaku perusakan. “Kejadian sekitar pukul 15.00. Sebenarnya di sini ada yang jaga, mungkin penjaganya sedang lengah,” katanya.
Ditambahkan Margono, anak-anak ini dari luar Kelurahan Mojo, namun sedang menimba ilmu di salah satu rumah tak jauh dari makam tersebut.
“Saya tidak tahu itu sekolah, bimbingan belajar, atau apa. Tidak pernah lapor ke kelurahan. Tapi katanya anak-anaknya sedang memperdalam ilmu agama. Mereka paling muda umur 3 tahun, paling tua 13 tahun. Jumlahnya ada sekitar 25 orang,” katanya
Mereka menempati rumah itu dengan mengontrak selama 2 tahun. Namun baru ditempati selama 10 bulan terakhir. “Anak-anaknya kebanyakan dari Sukoharjo. Ada yang dari Solo tapi kecamatan mana saya tidak monitor,” ujarnya.
Selama mengontrak rumah itu ,mereka juga sangat tertutup dengan warga sekitar. Bahkan, warga juga tidak tahu apa saja kegiatan di dalamnya. Terkait kelanjutan kasus ini akan diserahkan ke pemkot.
Sementara itu, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka yang meninjau lokasi mengaku geram atas tindakan tersebut. “Sudah ngawur banget. Ini sudah kurang ajar sekali. Apalagi ini melibatkan anak-anak, tidak bisa dibiarkan,” katanya.
Putra sulung Presiden Joko Widodo ini menegaskan, lokasi pendidikan ini akan ditutup mengingat tidak adanya izin beroperasi. “Wong itu buka sekolah tidak izin. Sekolahnya kami tutup saja. Nanti guru dan anak-anaknya kami bina. Sekolahnya, gurunya, anak-anaknya nggak benar semua,” ujar Gibran.
Dijumpai di lokasi, Kapolsek Pasar Kliwon Iptu Achmad Ridwan Prevoost mengatakan, setelah mendapat laporan kejadian tersebut, pihaknya langsung mengumpulkan seluruh pihak yang terlibat. “Dari pendidiknya, muridnya, kemudian orang tua, tokoh masyarakat serta keluarga pemilik makam sudah kami mediasi,” kata kapolsek.
Mereka sepakat berdamai. Syaratnya makam diperbaiki per hari ini sampai pekan depan. Meski begitu, kasus tetap berjalan sesuai prosesnya. Soal motif, kapolsek mengatakan, saat ini masih dalam pendalaman.
“Apakah ini kenakalan anak-anak, atau ada doktrin yang salah terhadap anak-anak ini sehingga mereka melakukan perusakan,” ujarnya. (atn/bun/ria)