Dukun Haryono dan Budiono, temannya saat diamankan aparat Polres Temanggung. (LUKMAN SULISTYAWAN/JAWA POS RADAR SEMARANG)
TEMANGGUNG – Tewasnya ALH, 7, gadis warga Dusun Paponan, Desa/Kecamatan Bejen, Kabupaten Temanggung tak lepas dari peran dukun Haryono. Warga Dusun Saren, Desa/Kecamatan Bejen, Kabupaten Temanggung ini yang menyuruh Marsidi, 42, ayah ALH, untuk menenggelamkan putrinya itu di bak mandi berkali-kali sebagai ritual membersihkan diri dari kerasukan genderuwo.
https://radarbanyumas.co.id/kisah-kematian-anak-yang-dibiarkan-selama-4-bulan-sampai-kering-ngaku-ritual-usir-genderuwo-sudah-mati-dimandikan-pagi-dan-sore/
https://radarbanyumas.co.id/tega-orang-tua-sembunyikan-mayat-anak-di-dalam-rumah-selama-empat-bulan-tinggal-kulit-dan-tulang/
Tapi bukannya selamat, siswi SD Negeri Bejen itu justru tewas. Bahkan, oleh Marsidi dan istrinya, Suwartinah, 38, jazad ALH sempat disimpan selama 4 bulan di kamar rumahnya, sebelumnya akhirnya terbongkar Minggu (16/5/2021) sekitar pukul 23.30 lalu. Kapolres Temanggung AKBP Benny Setyowadi mengatakan, penanganan kasus pembunuhan ALH terus berlanjut.
Hingga kemarin, aparat Reskrim Polres Temanggung masih menggali keterangan dari empat pelaku tersebut. Yakni, Marsidi, Suwartinah, dukun Maryono, dan Budiono.
Ia menuturkan, untuk sementara dugaan awal korban dibunuh atas bujuk rayu dukun Haryono. Tujuannya, untuk menyembuhkan korban ALH agar tidak nakal dan terbebas dari kerasukan genderuwo. Dikatakan Benny, nantinya keempat pelaku akan menjalani tes kejiwaan. Karena tega menghabisi darah dagingnya sendiri.
“Nanti akan kami update perkembangannya. Mohon bersabar,” ujarnya.
Pihak kepolisian juga kembali melakukan olah TKP secara lebih tuntas. Sebelumnya, Senin (17/5/2021) lalu juga telah dilakukan olah TKP.
“Untuk hasil olah TKP, kami masih menunggu. Mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa kita terima hasilnya,” harapnya.
Sementara itu, Jawa Pos Radar Semarang mencoba menelusuri rumah dukun Haryono, Selasa (18/5/2021) siang kemarin. Rumah bercat putih dengan halaman cukup luas itu tampak sepi dengan pintu dan jendela tertutup rapat. Haryono sendiri sudah ditangkap bersama Budiono oleh aparat Reskrim Polres Temanggung.
Kepada koran ini, para tetangganya di Dusun Saren tidak menyangka Haryono terlibat dalam pembunuhan. Pasalnya, di mata warga sekitar, ia merupakan pribadi kalem, dan tidak neko-neko. Warga sekitar pun tidak tahu kalau Haryono seorang dukun.
“Pak Haryono itu pengangguran. Setiap hari kegiatannya bersih-bersih lingkungan rumahnya. Di rumah, dia hidup berdua dengan ibunya. Karena bercerai dengan istri,” ujar Hardi, tetangga samping rumah Haryono. (man/aro)