Akibat serangan teroris di Mapolres Banyumas tersebut, tiga orang anggota polisi mengalami luka-luka. Ketiganya adalah Aiptu Ata Suparta, Bripka Irfan dan Bripka Karsono.
Kapolres Banyumas AKBP Azis Andriansyah SH SIK MHum menyebutkan, anggota yang mengalami luka cukup parah adalah Bripka Karsono, anggota Min Reskrim Polres Banyumas. Dia mengalami luka sabetan golok di tangan kirinya sehingga dilarikan ke RST Wijayakusuma.
"Bripka Karsono mengalami luka putus tendon tangan kiri dengan panjang sekitar 25 centimeter. Sehingga dia harus menjalani operasi dirumah sakit," jelasnya.
Luka yang didapat Karsono adalah hasil sabetan senjata tajam oleh pelaku. Karsono sempat memberikan perlawanan dan menendang pelaku hingga jatuh tersungkur di tanah.
"Karsono diserang ketika dia terjatuh saat berusaha mengamankan pelaku, dia terkena sabetan senjata tajam di tangan kiri saat berusaha menangkis parang k yang diarahkan kepadanya," tutur Kapolres.
Korban lainnya, Aiptu Ata Suparta anggota Unit Tahti (Tahanan dan Titipan Barang Bukti) yang ditabrak dengan sepeda motor oleh pelaku. Aiptu Ata Suparta terpental beberapa meter dan jatuh tertelungkup di tanah.
"Suparta sempat linglung, namun setelah menjalani pemeriksaan kondisinya membaik dan sudah sadarkan diri. Dia hanya mengalami luka lecet di bagian kepala, dan beberapa bagian tubuh lainnya usai ditabrak dan jatuh terkena aspal," ungkap Kapolres.
Satu korban lainnya, yaitu Bripka Irfan anggota Unit Inafis Polres Banyumas hanya mengalami luka ringan di bagian lengan. Luka tersebut juga akibat sabetan senjata tajam oleh pelaku. "Irfan mengalami luka lecet akibat sabetan senjata tajam. Dia hanya menjalani perawatan biasa dan dapat beraktifitas seperti sedia kala," paparnya.
Sementara itu, pelaku Mohammad Ibnu Dar (22) juga sempat dilarikan ke rumah sakit. Pasalnya pelaku juga mengalami luka di jari tangan kiri akibat senjata tajam yang dia gunakan. "Pelaku sempat dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan, dua jari tangan kirinya mengalami luka sabetan senjata tajamnya sendiri," tegas Kapolres.
Akibat kejadian tersebut, Kapolres meningkatkan status menjadi siaga satu. Hal itu untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. "Sebenarnya kami sudah dihimbau untuk siaga pasca kejadian di Jawa Timur, kami juga sudah menghimbau seluruh anggota untuk siaga dan tidak menganggap remeh peringatan yang diberikan pimpinan," kata dia.
Insiden di Mapolres Banyumas ternyata menjadi perhatian. Menko Polhukam Wiranto. Dia dengan tegas menyatakan, aksi pria tidak dikenal di Mapolres Banyumas adalah aksi teroris. "Kalau ada sekelompok orang bersenjata menyerang petugas. Itu kategorinya teroris," kata dia.
Wiranto meminta masyarakat mendukung langkah yang diambil Polri. Apalagi jika teroris sudah menggunakan senjata api dan menyerang petugas. Maka tindakan tegas harus dilakukan. "Kalau sudah bawa senjata begitu masa kamu pakai imbauan, pakai katapel. Ya nggak bisa dong," ucap dia. Menurut dia, teroris yang sudah mengancam keselamatan petugas harus ditindak tegas. Namun demikian, tetap sesuai ketentuan yang berlaku.
Pria tidak dikenal yang menerobos gerbang Mapolres Banyumas, kata Wiranto, jelas-jelas teroris. Dia meminta masyrakat mengapresiasi kinerja Polri yang sudah berusaha memberantas teroris. Jangan sampai, ketika terjadi ledakan kemudian polisi gagal menangkap masyarakat ribut. "Katanya polisi nggak kerja. Ketangkap, ketembak (polisi) disalahkan. Ini bagaimana? Kan nggak betul seperti itu. Jangan seperti itu," pintanya. (mif/syn/dis)