Sebulan untuk Temukan Chemistry
JAKARTA – Sulit memang bagi Tontowi Ahmad untuk cepat move on dari sang partner, Liliyana Natsir. Liliyana alias Butet mengakhiri musim 2018 di Fuzhou China Open November lalu. Sejak itu, Owi—sapaan Tontowi—sudah dua kali undur diri dari turnamen. Yakni Chinese Taipei Open dan Syed Modi International Championship. Padahal, harusnya mencoba pasangan baru di dua turnamen tersebut.
Kini, setelah Butet benar-benar pensiun, Owi harus menghadapi kenyataan. Duet baru bersama Winny Oktavina Kandow harus segera diwujudkan. Winny adalah nama pertama yang dimunculkan pelatnas sebagai pengganti Butet sejak September silam.
''Winny masih muda, kuat, dan punya prospek ke depan yang bagus,'' jelas Richard Mainaky, pelatih ganda campuran pelatnas, Minggu lalu (27/1). ''Dia memang kandidat pertama dipasangkan dengan Owi sejak Butet mengumumkan hendak pensiun akhir tahun lalu,'' lanjut dia.
Kala itu, Owi seperti memberi Winny harapan palsu. Sudah disiapkan untuk debut di Chinese Taipei Open, duet mereka gagal terwujud. Owi mengalami masalah visa, sehingga tak bisa berangkat. Pada turnamen berikutnya, yakni Hongkong Open (super 500), Owi malah dipasangkan dengan Della Destiara Haris. Peringkat Della yang lebih tinggi daripada Winny memang lebih menguntungkan jika ingin terjun di turnamen berlevel super 500.
Richard menjelaskan, memang dirinya belum menemukan pemain yang benar-benar bisa menggantikan Butet. Baik dari segi skill maupun mentalitas. ''Susah mencari yang seperti Liliyana, karena setiap atlet karakternya berbeda-beda,'' ucap Richard.
Setelah Indonesia Masters, Owi dan Winny punya satu bulan untuk menemukan chemistry satu sama lain. Atau setidaknya bisa segera memadukan karakter di lapangan. Sebab, turnamen perdana mereka sudah menanti. Owi/Winny dijadwalkan menjajal performa di Barcelona Spain Masters 2019 pada 19-24 Februari mendatang.
''Kalau mengenai hasil, saya tidak memberi target. Tetapi saya melihat prospek mereka bagaimana. Sebab, yang dibutuhkan bukan berhasilnya,'' papar Richard. ''Liliyana dengan Owi saja saat satu tahun pertama juga tidak terlalu gemilang. Baru masuk tahun kedua prestasi mulai meningkat,'' lanjut kakak peraih emas Olimpiade Atlanta 2006 Rexy Mainaky itu.
Richard hanya menargetkan mereka untuk mencari poin sebanyak-banyaknya. Supaya perlahan mereka punya peringkat BWF.
Bagi Owi, berpasangan dengan Winny menjadi tantangan baru. Sebagai senior, dia harus lebih banyak membimbing. Ini yang sulit. Sebab, selama ini Butet-lah yang bertindak sebagai leader bagi Owi di lapangan. Owi belum terbiasa mengambil peran sebagai senior.
''Jadi akan berlatih lebih giat lagi. Lebih mempelajari kekompakan, komunikasi, dan skill,'' janji Owi. ''Kalau (mencari yang) mendekati seperti Ci Butet, tentu perlu proses. Tapi saya yakin pasti akan ada yang seperti itu,'' yakin pemain berusia 31 tahun tersebut. (feb/na)