LONDON – Margin poin yang memisahkan Chelsea dengan Arsenal di klasemen sementara bukan lagi enam angka. Melainkan tinggal tiga angka (47-44). Kalau terjegal, Arsenal dan Manchester United yang punya poin sama siap mengkudeta kuota Liga Champions di peringkat keempat.
Kemarin (20/1) di Stadion Emirates, Arsenal menang 2-0 atas Chelsea. Dua gol yang dihasilkan oleh duo Prancis Alexandre Lacazette pada menit ke-14 dan Laurent Koscielny (39’) tidak hanya menambah tiga The Gunners. Namun juga membalas kekalahan 2-3 di Stamford Bridge pada matchweek dua (18/8) lalu.
Kekalahan keempat The Blues di Premier League musim ini membuat pelatih mereka Maurizio Sarri uring-uringan di depan media. Menuangkan uneg-uneg dalam bahasa Itali, Sarri menuduh Cesar Azpilicueta dkk sukar untuk diajak maju.
“Kekalahan yang kami terima ini lebih disebabkan karena mentalitas kami dibandingkan hal lainnya. Hal ini tak bisa saya terima dan masaah serupa terjadi ketika kami melawan Tottenham (24/11) di level liga,” kata Sarri seperti ditulis Daily Mail.
Menurut eks pelatih Empoli dan Napoli tersebut para pemain Chelsea kurang agresif dan ngotot dalam memenangi pertarungan saat perebutan bola melawan Laurent Koscielny dkk kemarin.
“Masalah ini kembali pada karakteristik (pemain). Hal ini susah bat diubah, kalaupun bisa membutuhkan waktu, atau bisa berubah seandainya ada pemain baru yang datang,” tutur Sarri.
Dalam statistik yang dibeberkan Statszone untuk angka intersep, tekel, dan clearances Chelsea ada di bawah Arsenal. Misalnya untuk tekel, Arsenal membuat 46 tekel dengan 33 diantara sukses sementara Chelsea 21 tekel dan 13 diantaranya berhasil.
Lalu dalam membuat intersep, Arsenal membuat 19 kali sementara Chelsea 13 kali. Kemudian clearances, Chelsea membuat sembilan kali sedangkan Arsenal 40 kali.
Bek Chelsea David Luiz kepada ESPN di mixed zone kemarin berujar timnya membutuhkan improvisasi. Bukan hanya para penyerang melainkan juga seluruh penggawa tim.
“Build up serangan biasanya diinisiatori oleh Kepa (Arrizabalaga) namun kali ini strategi itu tidak maksimal. Ada beberapa laga sebelumnya dimana kami kesulitan mencetak gol seperti ini,” kata Luiz.
Pundit ESPN Mark Ogden menilai ‘serangan’ Sarri kepada para pemainnya kemarin justru menimbulkan aib. Kebiasaan yang juga dilakukan Jose Mourinho pada musim ketiganya di Manchester United (2018-2019) berujung buruk. Yakni pemain tak menaruh respek, hilang semangat bermain, dan kita tahu Mourinho ditendang oleh United meski masih punya kontrak hingga tahun depan.
Versi Ogden kejengkelan Sarri menunjukkan kalau pelatih 60 tahun itu sedang frustrasi. Filosofi Sarri-ball, memenangi bola dan melakukan passing cepat untuk mendikte lawan, hilang tak berbekas.
“Seharusnya Sarri menyadari kalau kekeras kepalaannya membutuhkan solusi buat masalah akut yang terjadi di tim. Bukan malah menuding pemain,’ tulis Ogden.
Yang dimaksud dengan keras kepala Sarri adalah memaksakan skema 4-3-3 kepada siapapun lawan yang dihadapi. Kemudian memaksa Eden Hazard tetap sebagai false nine meski lawan sudah hapal pergerakan Hazard.
Dan yang terakhir tentu memaksakan Jorginho hadir sebagai metronom tim. Pemain timnas Italia itu pada laga kemarin memang jadi pemain terbanyak melakukan umpan yakni 81 kali dan 69 diantaranya berhasil.
Pundit BT Sport Rio Ferdinand mengatakan Jorginho sama sekali tak berguna dalam membantu pertahanan. Pun demikian ketika mengkordinir serangan Chelsea.
“Dia memang peman yang sangat bagus dalam memberikan bola dan menjaga alur serangan bola Chelsea. Tapi berapa banyak assist yang dihasilkan ?” cecar eks bek Manchester United itu. (dra)