BANDUNG – Tim debutan Jakarta Garuda kembali menelan asa untuk merengkuh kemenangan pertama. Harapan bisa mengerek posisi di klasemen sementara putaran pertama Proliga 2019 kandas. Pada laga kontra tim elite Jakarta BNI 46 di GOR C-Tra Arena, Bandung, kemarin (23/12), mereka kalah menyakitkan 2-3.
Laga berlangsung dramatis. Sejatinya, Garuda hampir mematikan mental tim BNI 46 dengan mencuri kemenangan di dua set pertama. Unggul 2-0 semestinya membuat posisi mereka di atas angin. Mahendra Rikha Buana dkk sukses membuat kesal tim lawan yang diisi banyak pemain nasional. Apalagi, setiap kali mencetak poin, para pemain Garuda langsung berselebrasi unik dengan berjoget seperti menikmati musik dangdut.
Namun, memasuki babak ketiga, BNI 46 mulai bangkit. Kejar-mengejar poin terjadi begitu ketat. Bahkan, Garuda yang sebelumnya tertinggal 22-24 mampu menyamakan kedudukan menjadi 24-24. Sayang, mereka gagal melakukan eksekusi sempurna sehingga kalah 27-25. Padahal, jika bisa menang, itu akan menjadi kemenangan pertama bagi Garuda.
Kekalahan itu merupakan yang kelima bagi Garuda. Atau, dengan kata lain, selama tiga seri putaran pertama tim tersebut sama sekali belum pernah menang.
Sebagai tim debutan, performa Garuda tidak terlalu mengecewakan. Meski kini menjadi juru kunci di klasemen sementara, tim yang berisi pemain-pemain muda itu selalu sukses menyulitkan tim besar seperti Jakarta Pertamina Energi atau BNI 46. Buktinya, selama menjalani lima laga sejauh ini, Garuda nyaris tidak pernah membiarkan lawan menang straight set. Selalu ada babak yang berhasil mereka curi.
Hanya sekali saat melawan Palembang Bank Sumselbabel, Garuda dibantai 0-3. Padahal, dari segi pengalaman bertanding, hampir semua pemainnya belum pernah mencicipi kompetisi profesional di Proliga. ’’Memang pengalaman sangat diperlukan, apalagi pada momen-momen kritis seperti itu. Finishing touch tim saya kurang lepas dan terlalu terburu-buru,’’ kata Eko Waluyo, pelatih Garuda.
Pada babak keempat, Garuda berusaha mencuri poin dengan mengungguli BNI 46 10-7. Berada di atas angin, permainan Garuda sangat lepas. Tidak ada guratan kekhawatiran yang tampak di wajah para pevoli muda tersebut. Sayangnya, rotasi pemain BNI 46 mulai mengacaukan permainan Garuda. Bombardir spike dari Eko Permana Putra dan Osmel Camejo Durruthy tidak mampu dibendung pemain Garuda. Mereka kalah dengan margin skor jauh 18-25.
’’Menyatukan banyak pemain bintang di tim saya itu tidak mudah. Bola pertama nggak bagus, jadinya boros di servis. Beruntung bisa main lepas di babak selanjutnya,’’ ucap pelatih BNI 46 Samsul Jais.
Bermain di set penentuan, performa Garuda malah anjlok. Sempat memimpin 8-6, mereka kemudian tertinggal 13-9. Sangat berhati-hati dalam bermain malah membuat blok Garuda melemah. Hal itu dimanfaatkan BNI 46. Pemain Garuda Fahri Septian Putratama melakukan kesalahan dengan servisnya yang menabrak net. Alhasil, bola mati bagi Garuda yang malah menguntungkan lawan. Posisi genting 14-11, Garuda sudah tidak berdaya menampik satu smes keras dari Eko yang menyudahi perjuangan Garuda. ’’Finishing kami memang perlu diasah lagi. Kalau lebih tenang, pasti bisa,’’ ujar Mahendra, kapten Garuda. (feb/c19/cak)