Dua Calon Pengganjal di Masa Depan

Senin 12-11-2018,15:30 WIB

DOMINASI Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo memang tidak terbantahkan. Namun, mereka bukannya tidak terkalahkan. Di ajang BWF Tour, ada dua pasangan yang pernah mengalahkan mereka. Yakni Han Chengkai/Zhou Haodong dan He Jiting/Tan Qiang. Hang/Zhou menaklukkan Minions di semifinal China Open (22/9) dan final French Open (28/10). Sedangkan He/Tan mengalahkan mereka di perempat final Malaysia Open 29 Juni silam. Sudah jelas, dua pasangan itulah yang harus selalu diwaspadai Minions di turnamen-turnamen selanjutnya. Terutama He/Tan. Pasangan tersebut masih sangat muda. Sama-sama berusia 20 tahun. Dua tahun lalu, mereka masih berlaga di level junior. Secara peringkat, memang masih di posisi ke-17. Namun, lihat dulu capaian mereka. Sepanjang tahun ini, mereka sudah menembus tiga semifinal plus satu final dalam rangkaian BWF Tour. Termasuk di Fuzhou China Open kemarin. Sebagai pasangan muda, mereka dikaruniai stamina prima. He bahkan merangkap tampil di ganda campuran. Berpasangan dengan Du Yue, dia sudah mendulang gelar di Korea Open 2018. Soal kecepatan, mereka tidak kalah dari Minions. Dalam dua tahun ke depan, He/Tan maupun Han/Zhou bisa menjadi penjegal ambisi Marcus/Kevin meraih emas di Olimpiade Tokyo 2020. ''Sudah pasti (diwaspadai, Red). Nanti kami pantau terus,'' kata Aryono Minarat, pelatih ganda putra Indonesia, ketika dikonfirmasi tadi malam. ''Karena itu, yang lebih penting, pemain-pemain Indonesia harus lebih dipacu lagi,'' lanjut Aryono. Saat ini, permainan Minions seperti sudah mencapai puncak. Namun, kata Aryono, mereka masih bisa berkembang lebih baik lagi. Setiap tahun, mereka berevolusi. Tahun ini saja, kita bisa melihat pola permainan mereka lebih dinamis. Dulu, Marcus mendominasi area belakang lapangan. Sedangkan Kevin dikenal dengan kemampuan drive dan penguasaan net berperan sebagai playmaker. Namun, kini keduanya bermain lebih dinamis. Bisa dengan mudah bertukar posisi. Tak jarang Kevin mengambil inisiatif serangan. Sedangkan Marcus kerap memaksa memainkan shuttlecock di depan net. Walaupun masih belum mulus betul. Menurut Aryono, itu bisa terjadi karena selama latihan mereka bersikap fleksibel. ''Mereka latihan seperti biasa, seperti pasangan yang lain. Kadang juga suka tukar pasangan kalau di pelatnas,'' beber peraih perunggu Kejuaraan Dunia 1993 bersama Eliza Nathanael itu. (nap/na)

Tags :
Kategori :

Terkait