Nekat dan ngeyel. Mungkin bisa menggambarkan sosok atlet muda sepatu roda Bayumas Hendrawan Wibisono.
Bagaimana tidak, meski sempat diminta berhenti oleh orang tuanya, lelaki kelahiran 23 maret 1993 tetap melakoni keinginannya di jalur sepatu roda.
"Saya sudah sejak 2009 ikut Porprov. Tapi tahun 2011 disuruh berhenti sama orang tua karena mengganggu sekolah katanya," ungkap Hendrawan.
Namun dirinya tetap kukuh berlatih, hingga 2013 terpilih kembali untuk maju Porprov. "Disitu bingung karena masih belum diijinkan, tapi aku coba kasih penjelasan," tambah dia.
Segala upaya dilakukan untuk membuktikan diri kepada orang tuanya. Namun, lelaki yang pernah menjadi peringkat tujuh timnas 2015, harus menerima kabar buruk.
"Sebulan sebelum Porprov ayah meninggal. Saya menyesal karena belum bisa membuktikan apa-apa,"
Dia mengaku sempat galau, dan sudah tidak ada pikiran apapun dalam Porprov itu. Tak ada lagi niat kuat untuk membuktikan diri.
Namun kehendak Tuhan berbeda, Hendrawan berhasil sabet tiga emas dan satu perak, alhasil bonus medali dia belikan mobil untuk keluarga. (mhd)