Potensi Kejutan Dari T54

Jumat 05-10-2018,15:45 WIB

JAKARTA - Para atletik menjadi salah satu tumpuan Indonesia pada Asian Para Games 2018. Tim Indonesia sebelumnya mengincar tiga medali emas pada cabor tersebut. Mereka yakni Suparni Yati (Tolak Peluru F20), Sapto Yogo (100 meter T37) dan Kharisma Evi (100 meter T42).  Namun, tim atletik Indonesia juga punya pelapis yang bisa memberikan kejutan. Yakni dari Doni Yulianto dan Jaenal Aripin. Salah satu pertimbangannya yakni capaian keduanya di Beijing 2018 World Para Athletics Grand Prix 11-13 Mei lalu. Keduanya menjadi tumpuan di nomor sprint T54 alias kursi roda. Dari ajang tersebut Jaenal menjadi yang tercepat di nomor 200 meter dengan catatan waktu (25,55 detik). Dia dikepung dua sprinter Tiongkok, Hu Yang (26,05 detik), Zhang Ying (26,33 detik). Sedangkan pada nomor 100 meter, Jaenal hanya mendulang perak dengan catatan waktu 14,44 detik.  Medali emas menjadi milik wakil Tiongkok, Liu Yang (14,38 detik), adapun perunggu diraih atlet Tiongkok lainnya Hu Yang (14,62 detik). Atlet asal Tiongkok tersebut juga menjadi pesaing berat bagi atlet Indonesia di Asian Para Games kali ini. “Hasil di Beijing memberikan kepercayaan diri buat saya. Saya pribadi ada target di dua nomor tersebut, 100 meter dan 200 meter,” beber Jaenal saat dijumpai di Stadion Madya Senayan kemarin. Dia bersama dua rekannya, Doni dan Maria Goretti menjalani sesi latihan didampingi pelatih Abdul Aziz. Di sisi lain, Doni yang turun di 800 meter dan 1500 meter punya kans juga memberikan kejutan. Doni juga mendulang sekeping perunggu di nomor 1500 meter pada Beijing 2018 World Para Athletics Grand Prix. Doni mencatatkan waktu  3 menit, 16,76 detik perunggu. Sedangkan Emas dan perunggu menjadi miliki wakil Tiongkok, Jin Huan (3 menit, 5,90 detik) dan Zhang Ying (3 menit, 6,11 detik). Doni punya salah satu trik untuk bisa memberikan kesan bagi calon lawan. “Seperti tadi, saya tiba-tiba berada dalam gerombolan atlet Tiongkok yang sedang latihan. Asalkan gak ganggu saja,” sebutnya. Doni juga menjadi bagian tim Indonesia di APG 2014 Incheon. Saat itu dia masih turun di nomor sprint. Dia hanya tembus di peringkat 7 final nomor 100 meter T54. Di tempat yang sama, Abdul Aziz pelatih mereka melihat kans di nomor T54 cukup terbuka. “Hanya saja kami memang tidak memberikan beban buat mereka. Tetapi kalau perak perunggu seharusnya dapat,” terangnya. (nap)

Tags :
Kategori :

Terkait