Diuntungkan Lebih Awal Jajal Venue

Selasa 02-10-2018,08:28 WIB

JAKARTA – Meski bukan olahraga populer, lawn bowls berpotensi menyumbang medali di Asian Para Games. Olahraga tersebut memang terdengar asing bagi masyarakat awam. Hal itu wajar. Sebab, memang baru kali pertama dilombakan pada multievent paralimpik se-Asia itu. Lawn bowls memiliki cara bermain mirip seperti boling. Bedanya, dipertandingkan di atas lapangan, bukan di hall khusus. Satu lapangan dibagi menjadi enam jalur lontaran dengan panjang 40 meter dan lebar 5,8 meter. Jika boling memiliki 10 pin sebagai sasaran, lawn bowls menggunakan bola putih kecil yang disebut jack sebagai target. Aturan dasarnya, melontarkan jack terlebih dahulu oleh pemain pertama. Kemudian, pemain kedua yang menjadi lawan melemparkan bola bowl  ke arah jack. Selanjutnya giliran pemain pertama melakukan hal yang sama. ”Pemain yang melempar bowl terdekat dengan jack akan mendapat poin,” ucap pelatih kepala lawn bowls Indonesia Islahuzzaman kemarin. Tim lawn bowls Indonesia sudah menggelar latihan di lapangan hockey A GBK sejak Sabtu (22/9) lalu. Mereka berlatih 6 jam per hari. Kecuali, hari Minggu libur. Sudah memasuki fase pra kompetisi, tim pelatih sering memberikan simulasi pertandingan untuk membiasakan pemain dengan suasana kompetisi di venue sebenarnya. ”Jam latihan kami sesuaikan seperti kompetisi dari pukul 08.00 sampai 14.00,” terang pria yang juga merupakan dosen Fakultas Keolahragaan Universitas Sebelas Maret Surakarta itu. Dia berharap, anak didiknya mampu menyumbang dua perunggu dari dua kategori. Yakni, tunanetra B3 ganda campuran Dwi Nurkariyanto/Dian kristiyaningsih dan Suwondo dari nomor B4 tunggal putra. Islahuzzaman optimis lantaran sebagai tuan rumah berkesempatan menjajal venue pertandingan lebih dulu. Sehingga, sudah lebih paham dengan karakter lapangan daripada negara peserta lainnya. Dia menyebut tekstur lapangan keras dan kontur permukaan yang sedikit cembung. Tak hanya itu, para atlet difabel lawn bowls Merah Putih sudah terbiasa dengan cuaca panas terik matahari. ”Sebab, para atlet tamu belum tentu gampang beradaptasi di sini, terutama dengan kondisi cuaca panas,” tukasnya. Sementara itu, Dian menuturkan, secara pribadi menarget emas di pesta olahraga penyandang disabilitas se-Asia itu. namun, dirinya juga tidak mau berandai-andai. ”Yang penting fokus dulu di setiap latihan dan berusaha bermain yang terbaik saja,” kata perempuan asal Semarang tersebut. (han)

Tags :
Kategori :

Terkait