TIMNAS voli putri menyusul para pemain putra. Amalia Fajrina dkk terhenti di perempat final. Menghadapi Korea Selatan di Volley Indoor Senayan, mereka kalah dengan skor 0-3 telak (22-25, 13-25, 18-25). Pelatih Muhammad Ansori menyebut kurangnya pengalaman bertanding menjadi penyebab kekalahan mereka.
Menurut dia, para pemain Korsel yang posturnya jangkung sebenarnya bisa diatasi jika timnya sudah sering bertanding melawan tim-tim asing. ''Lihat, kami baru bertemu ini tadi, anak-anak sudah bisa baca permainan lawan. Andai saja kami sering melakukan pertandingan lawan tim-tim luar negeri, pasti kami bisa persiapan apa yang harus dilakukan,'' papar Ansori.
Ansori minta penonton membandingkan sendiri penampilan anak buahnya dengan Korsel. Kim Yeon-koung dkk begitu solid. Kombinasi antar pemain terjaga baik. Mereka seolah paham apa yang harus dilakukan ketika dalam posisi tertinggal atau melakukan kesalahan. Sorakan dan nyanyian dari suporter Merah Putih yang begitu heboh tidak membuat mereka tertekan.
Sebaliknya, pemain Indonesia terlihat kebingungan ketika beberapa spike kerasnya tidak menghasilkan angka. Ansori menerangkan, banyak pelajaran yang bisa diambil oleh timnya. Terutama bagaimana postur tidaklah jadi penentu permainan dalam bola voli. ''Keberanian yang paling penting. Lihat, Korsel saja tidak main-main lawan kami. Menganggap kami satu level,'' ucapnya.
Dia berharap kekalahan ini juga bisa menyentil pengurus bola voli nasional. Terutama terkait try out ke luar negeri yang harus diperbanyak. ''Saya harap tim ini jangan dibongkar lagi. Kalau ada kejuaraan diikutsertrakan, terutama di luar negeri biar mengeri bagaimana permainan lawan-lawan kami ke depannya,'' tutur mantan pelatih tim Proliga Popsivo Polwan itu.
Kapten Amalia Fajrina menyetujui penyataan sang pelatih. Dia mengatakan rekan-rekannya sudah lama sekali tidak berhadapan dengan tim-tim sekelas Korsel. Dirinya juga bersyukur bisa melawan Korsel. Bisa tahu bagian mana yang harus dibenahi lagi untuk bisa jadi yang terbaik di Asia, bahkan dunia. ''Korsel juara bertahan di Asian Games. Teknik dan mental lawan banyak kami pelajari, semoga ke depan bisa lebih baik lagi,'' harap dia.
Sementara itu, Kim yang merupakan kapten Korsel menjelaskan bahwa pertandingan kemarin sangat berat baginya. Ngotot dan tidak kenal menyerah sempat membuat rekan-rekannya tidak percaya bahwa yang mereka hadapi kemarin Indonesia. ''Punya pemain yang bisa melakukan spike keras, dan bertahan dengan baik. Jujur, saya terkejut Indonesia bisa bermain seperti ini,'' ucapnya. (rid/na)