JAKARTA – Indonesia harus menelan pil pahit kemarin (20/8). Pasalnya perenang yang digadang-gadang mampu menyumbang medali untuk Merah Putih I Gede Siman Sudartawa gagal mewujudkan harapan itu. Siman berhenti diurutan kelima saat berlaga di nomor andalannya 50 meter gaya punggung.
Catatan waktunya pun memburuk dibanding babak kualifikasi. Di pertandingan pertama Siman mampu membukukan waktu 25,01 detik sekaligus memperbarui rekor nasional atas namanya sendiri 25,04 detik. Tapi pada partai final waktu yang dicapai Siman adalah 25,29 detik. Terpaut jauh dari perenang Tiongkok yang keluar sebagai pemenang Xu Jiayu yang mencatatkan waktu 24,75 detik.
Siman begitu terpukul dengan kekalahannya ini. Sebab selama ini dia jadi harapan satu-satunya Indonesia untuk meraih podium setelah absen medali sejak Asian Games 1990. Usai pertandingan, Siman tertunduk lesu. Ia pun memilih bungkam dan melewati awak media yang sudah menunggunya di pinggir kolam.
Albert Susanto, salah satu pelatih pelatnas renang, menjelaskan Siman sudah berada diurutan kedua hingga 40 meter. Tapi kecolongan di 10 meter terakhir, karena posisi renang yang sedikit miring ke kanan sehingga mepet dengan tali lintasan. Ayunan tangannya sempat membentur tali lintasan yang berakibat fatal. Jika Siman berhasil renang dengan 37 gerakan seperti saat babak penyisihan, maka podium ketiga pun tidak mustahil dicapai. Sayang, ia kelebihan tiga ayunan.
“Dia sangat sedih dan hasil ini mengecewakan. Padahal dia sudah yakin ada di podium,” ujar Albert.
Albert bercerita bahwa di ruang ganti atlet Siman menangis sambil menutup mukanya. Belum mau diajak berkomunikasi.
Memang sejak pertandingan pertamanya Siman terlihat kurang fokus. Saat tampil di final nomor 100 meter gaya punggung, perenang 24 tahun ini membentur dinding diwaktu perenang lain berputar kembali ke titik start. Ia sempat berhenti sejenak yang membuatnya tertinggal dari perenang lain. Padahal Siman sudah berada diurutan keempat.
“Saya tidak pernah melihat Siman dalam keadaan kembali saja tidak tahu. Ini yang pertama. Saya tidak tahu ada kendala apa, karena belum bicara lebih dalam tentang itu,” jelas Albert.
Kejadian itu tentu mengejutkan bagi semua pihak, tidak terkecuali Siman. Malam harinya ia bahkan meminta sang pelatih untuk tidur satu kamar dengannya.
Ekspektasi tinggi yang ditumpukan ke pundak Siman disinyalir sebagai penyebab kegagalan ini. Banyak pihak yang berharap medali padanya, mau tak mau membuat Siman cukup tertekan.
“Memang kami perkirakan Siman bisa sumbang medali. Tapi bagaimanapun kami tetap bangga. Dia sudah memecahkan rekor nasional, itu juga merupakan suatu prestasi,” kata Wisnu Wardhana, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia. (feb)