MIRING: Logo KPK yang terlihat miring dalam ruangan konferensi pers.
JAKARTA - Mantan juru bicara Komusi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah mengomentari logo KPK yang terlihat miring dalam ruangan konferensi pers. Hal ini dikomentari Febri dalam unggahannya di media sosial Twitter.
https://radarbanyumas.co.id/firli-kembali-dilaporkan-ke-dewas-kpk-berkaitan-dengan-helikopter/
Dalam unggahannya, mantan peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) ini juga turut melampirkan foto logo KPK yang terpasang miring. Logo KPK yang terpasang miring itu setelah sempat dilepaskan, saat KPK menggelar konferensi pers pengumuman pegawai yang lolos dan tidak lolos Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).
“Apa saya agak salah lihat ya? Logo @KPK_RI di ruang Konferensi Pers terpasang agak miring. Ini setelah sempat dicopot, dipindahkan dan diganti kemarin kayaknya,” kata Febri dalam akun Twitter pribadinya @febridiansyah, Senin (14/6).
Sejumlah netizen yang melihat unggahan Febri Diansyah pun turut mengomentari hal tersebut.
“Tandanya KPK memang mau tumbang uda. Di tempeleng sama koruptor kiri kanan,” cuit @ukhtielya.
Selain itu, netizen lainnya juga turut mengomentari unggahan Febri tersebut. Bahkan menyebut Febri layak menjadi penyidik.
“Detail yang sekecil ini aja diperhatikan. Harusnya si emang jadi penyidik, bukan jubir,” tulis @wieta950.
Sementara itu, netizen lainnya juga ada yang mengamini kalau logo KPK memang terpasang miring.
“Kalo diliat dari garis tembok yang ada diblakang kayu, sepertinya memang miring,” cuit @Maad31.
Pemandangan ruang konpers dengan logo KPK yang terpasang miring ini kontras dengan momen pada saat Ketua KPK Firli Bahuri menggelar konferensi pers hasil TWK bersama pimpinan lain, pada Rabu (5/5) lalu.
Pada saat itu, Logo KPK tiba-tiba dicopot, dan diganti foto Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin, serta menempatkan bendera merah putih tepat berada di belakang pimpinan KPK.
Namun belakangan, Foto Jokowi dan Ma’ruf Amin beserta bendera Merah Putih sudah tidak dipasang lagi di ruang yang diperuntukkan bagi KPK untuk menggelar konferensi pers.
Konferensi pers itu dihadiri oleh Ketua KPK Firli Bahuri, serta Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron, Sekretaris Jenderal KPK Cahya Harefa dan Anggota Dewas KPK Indriyanto Seno Adji.
Dalam kesempatan ini, Febri juga sempat mengomentari kontrasnya ruang konferensi pers itu. Febri mempertanyakan maksud tujuan KPK yang memasang foto Presiden dan Wakil Presiden itu.
“Sebenarnya bagaimana aturan pemasangan simbol-simbol negara?.Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 pada Pasal 55 mengatur penempatan foto Presiden dan Wapres sejajar, tapi lebih rendah dari lambang negara,” tanya Febri, Kamis (6/5).
Selama bertugas di KPK, Febri mengetahui secara pasti, tidak terpasang foto Presiden dan Wakil Presiden di ruang konferensi pers. Hanya ada logo bertuliskan KPK yang dibubuhkan lambang garuda.
“Jadi apa maksud tampilan baru konpers tersebut? Saya nggak tahu,” ungkap Febri.
Menurut Febri, yang terpenting selain menempatkan simbol secara benar, diharapkan bisa melaksanakan cinta tanah air dan kebangsaan, dibanding slogan dan bungkus.
“Memberantas korupsi adalah salah bukti cinta tanah air yang sesungguhnya,” tegas Febri menandaskan.
Belakangan ini, Febri memang terus mengomentari isu yang berkembang di KPK. Hal ini setelah 75 pegawai KPK dinyatakan tidak memenuhi syarat dalam asesmen tes wawasan kebangsaan (TWK). Bahkan imbasnya 75 pegawai KPK itu kini tidak dilantik menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) pada Selasa (1/6) lalu.
Sebanyak 1.721 pegawai KPK telah dilantik menjadi ASN yang bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila. Nahasnya, 75 pegawai yang gagal TWK itu sampai saat ini masih dinonaktifkan oleh Pimpinan KPK.
Terlebih 51 orang dari 75 pegawai KPK akan diberhentikan dengan alasan tidak lagi bisa dibina. Sedangkan 24 pegawai lainnya akan mengikuti tes ulang. (muh/kus/JP)