PANEN TEMBAKAU: Plt Bupati Kebumen Yazid Mahfudz, didampingi Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Pudji Rahaju, ikut memanen tembakai di Desa Logandu, Kecamatan Karanggayam, Rabu (26/9).sudarno ahmad/ekspres
KEBUMEN - Petani tembakau di Desa Logandu, Kecamatan Karanggayam, melakukan panen pada Rabu (26/9). Kegiatan tersebut dihadiri Plt Bupati Kebumen Yazid Mahfudz.
Dalam sambutannya, Yazid mengatakan, Kebumen termasuk daerah sentra tembakau di Kedu. Di masa lalu terdapat beberapa pabrik rokok, misalnya Sintren di Gombong.
"Dengan berjalannya waktu, teknologi rokok di Gombong ketinggalan dibanding dengan produksi rokok sigaret. Sehingga berdampak pada menurunnya permintaan bahan baku rokok yaitu tembakau. Akibatnya petani menjadi kurang bersemangat dalam menghasilkan tembakau," kata Yazid.
Meskipun demikian, kata dia, beberapa kawasan masih melakukan budidaya rokok. Khusunya di daerah pegunungan Karanggayam, Karangsambung, hingga Prembun bagian utara.
Pemerintah sendiri memberikan alokasi bagi hasil dana cukai tembakau. Untuk beberapa keperluan, antara lain membantu petani mengembangkan budidaya tembakau, termasuk mengatasi dampak-dampak dari merokok.
"Saya kira petani tembakau juga ikut mendapatkan bantuan, baik berupa penyuluhan maupun sarana produksi, hingga pengolahan tembakau," ujarnya.
Sementara itu, hasil panen tembakau cukup bagus. Sayangnya tidak didukung dengan harga tembakau di tingkat petani yang cukup rendah.
Harga tembakau kering kisaran Rp 60 ribu hingga Rp 65 ribu per kilogram. Sedangkan tembakau basah hanya Rp 5.000 per kilogram. Harga tahun ini jauh lebih rendah dari tahun lalu yang bisa mencapai Rp 80 ribu hingga Rp 90 ribu per kilogram untuk tembakau kering.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Puji Rahaju menjelaskan, rendahnya harga berkaitan dengan kebiasaan saat produksi meningkat. Petani dipermainkan oleh tengkulak. Untuk itu petani harus kompak, apalagi Kebumen sudah memiliki asosiasi petani tembakau. (ori)