ASPIRASI: Pansus DPRD Banjarnegara mengundang tokoh Banjarnegara untuk menampung aspirasi terkait logo Banjarnegara. DARNO/RADRAMAS
BANJARNEGARA - Pasca perubahan hari jadi, memunculkan wacana perubahan logo Banjarnegara. Wacana perubahan logo menimbulkan pro dan kontra. Terkait perlu tidaknya perubahan logo, Pansus DPRD Banjarnegara mengundang para tokoh seperti mantan Wakil Bupati Banjarnegara Soehardjo, Direktur Politeknik Banjarnegara Tuswadi, seniman dan budayawan Drajat Nurangkoso. Sedangkan mantan Wakil Bupati Hadi Supeno, Sekda Indarto dan Plh Bupati Syamsudin berhalangan hadir.
https://radarbanyumas.co.id/lambang-kabupaten-banjarnegara-bakal-diganti-imbas-hari-jadi-diubah-pansus-menjadi-semangat-baru/
Ketua Pansus DPRD Kabupaten Banjarnegara Agus Junaidi mengatakan, akan menampung seluruh aspirasi masyarakat akan ditampung untuk kemudian dirapatkan dalam rapat paripurna DPRD Kabupaten Banjarnegara.
Menurut mantan Wakil Bupati Banjarnegara Soehardjo, logo Banjarnegara tidak perlu diubah, kecuali candra sengkala "Wani Memetri Rahayuning Praja" agar disesuaikan dengan tahun hari jadi baru 1571.
"Logo itu dibuat ketika saya masih usia sekitar 10 tahun. Lewat sayembara, dan prosesnya panjang, satu tahunan. Dan juga mengalami perubahan di tahun 1980 an, ditambahi candra sengkala" ungkap Soehardjo.
Direktur Politeknik Banjarnegara Tuswadi juga menilai logo Banjarnegara tidak perlu diubah, sebab sudah mewakili jiwa bangsa.
“Logo yang lama banyak memuat unsur Pancasila. Juga dibuat oleh orang-orang yang tidak diragukan lagi kesalihan dan perjuangannya untuk bangsa ini. Juga saya sudah perkenalkan logo Banjarnegara di forum-forum internasional yang saya ikuti” tukasnya.
Sedangkan Kepala Seksi Budaya dan Tradisi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara Yelly Harmoko sepakat dengan perubahan logo.
“Logo yang beredar di sosial media sebagai draft, kami sangat sepakat karena ada unsur candi Arjuna sebagai land mark Dieng. Secara politis, ini akan memperkuat pengakuan bahwa Dieng, gugusan percandian adalah milik Banjarnegara” ujar Yelly.
Menurut dia, logo baru seharusnya menampilkan karya besar leluhur yang tak lekang oleh zaman. Penggagas draft logo baru Dhimas Ferdhianto mengatakan, desain logo baru menekankan unsur filosofis dan historis.
Pegiat Komunitas Cagar Budaya Banjarnegara ini mengatakan, di media sosial ribut usulan logo baru tanpa tahu makna filosofi dan historisnya.
"Padahal kita berusaha memasukan unsur candi Arjuna sebagai sebuah mahakarya. Bukan tujuan mewakili agama tertentu.Di sana juga ada keris, yang tadinya kita pakai Kyai Nogo Siluman, rencana kita ubah menjadi keris tanpa luk, yang melambangkan kepahlawanan Mangunyudha Seda Loji yang ketika berperang menggunakan keris tanpa luk," paparnya.
Logo lama juga dinilai memiliki kelemahan. Sebab, terpampang gambar bangunan sivon buatan Belanda di bagian bawah gambar pohon beringin, yang sekarang sudah terendam oleh PLTA Mrica.
Drajat Nurangkoso dari Dewan Kesenian Banjarnegara mengatakan secara estetis ia lebih cenderung sepakat dengan logo baru. (drn)