BANTUAN : Petani mengangkut benih kentang bantuan Balista. Bantuan yang diberikan jauh dari kebutuhan petani. ISTIMEWA
BANJARNEGARA – Petani kentang yang tanamannya rusak akibat bun upas tampaknya tidak bisa menggantungkan bantuan bibit dari pemerintah. Pasalnya dari ratusan hektar tanaman yang mati, petani hanya dibantu 23 ton bibit saja.
“Satu hektar dibutuhkan bibit sebanyak 15 sampai 20 ton. Sementara lahan yang rusak akibat bun upas mencapai 130 hektar. Jika per hektar 15 ton saja maka kebutuhan bibit mencapai 1.950 ton,” terang PPL Kecamatan Batur Agus Rifai kemarin,
Tentunya ini jauh dari bantuan yang digelontorkan Kementerian Pertanian melalui Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa). Petani diberi bantuan bibit untuk mengganti tanaman kentang yang rusak. Bantuan 23 ton maksimal hanya mampu untuk dua hektar lahan. Padahal lahan yang rusak mencapai ratusan hektar.
Dikatakan, kebutuhan biaya untuk menanam kentang tinggi. Biaya untuk membeli benih saja, mencapai ratusan juta Rupiah. Dia menyebut harga benih kentang berkisar Rp 25 ribu per kilogram. Sedangkan kentang produksi petani dijual sekitar Rp 10 ribu per kilogram. Agus menambahkan bantuan benih kentangm tahun ini sudah tidak ada lagi. "Sudah ngga ada kuota bantuan benih kentang," lanjutnya. (drn)