Guru Banjarnegara Rintis TPQ di Jepang

Senin 11-12-2017,11:03 WIB

BANJARNEGARA - Jepang merupakan negara maju di Asia. Beragam inovasi dan kecanggihan teknologi dihasilkan oleh para ilmuwan dari negeri Sakura tersebut. Meskipun demikian, bukan berarti negeri tersebut tanpa kekurangan. Salah satunya masih tingginya tingkat bunuh diri ketika seseorang merasa bersalah atau tidak berguna. Masyarakat Jepang secara umum dikenal sebagai pemeluk agama Budha atau Shinto. Meskipun mereka kerap mencampur adukkan ajaran agama-agama yang ada di negeri tersebut. DIMINATI TPQ Mihara yang dirintis oleh guru bahasa Inggris SMA Negeri 1 Sigaluh Drs Tuswadi yang juga alumni Hiroshima University, ternyat acukup diminati. Banyak warga Jepang yang terlahir dari keluarga beragama Shinto. Ketika besar menikah sesuai ajaran Nasrani. Ketika meninggal dunia, upacara kematiannya dilaksanakan dengan cara Budha. Di sisi lain, di Jepang juga banyak penduduknya yang beragama Islam, baik warga asing yang sedang bekerja maupun belajar, termasuk mereka yang berasal dari keturunan Jepang. Di kota Mihara Perfektur Hiroshima, ada sekitar 300 orang penduduk Indonesia yang memiliki ijin tinggal permanen di Jepang karena kakek atau neneknya asli Jepang. Kebanyakan penduduk dewasa yang laki-laki dalam komunitas ini berprofesi sebagai pekerja di perusahaan pembuatan kapal. Dari keluarga mereka lahir anak-anak Indonesia yang nota bene belum atau tidak pernah mengunjungi tanah airnya. "Saya bersama keluarga berada di Hiroshima selama lima tahun dari tahun 2009-2016, ketika kuliah S-2, S-3, dan riset dan hingga hari ini saya masih sering mengunjungi Hiroshima untuk penelitian," kata guru Bahasa Inggris SMA Negeri 1 Sigaluh, Dr Tuswadi. Di kota yang pernah hancur lebur dijatuhi bom atom tentara sekutu itu, WNI tergabung dalam Komunitas Muslim Indonesia (KMI) Hiroshima. Tuswadi mengatakan, di Perfektur Hiroshima terdapat Hiroshima Islamic Cultural Centre (HICC). Lantai empat dan lima ruangannya difungsikan sebagai masjid Assalam Higashi Hiroshima. Sejak berdirinya di penghujung tahun 2014, HICC berfungsi sebagai tempat beribadah dan pusat dakwah ummat Islam. Sementara itu, di kota Mihara Hiroshima Perfecture, masyarakat muslim Indonesia di bawah pimpinan Bapak H Tarmidzi, belum lama ini telah mengupayakan berdirinya Masjid dengan membeli sebuah rumah di daerah perbukitan sekitar 15 kilometer dari stasiun Mihara. Masyarakat di sana bahu membahu mengumpulkan dana untuk membeli lahan dan rumah tersebut dan mengubahnya menjadi Masjid Mihara. "Saya pernah berdiskusi dengan Bapak H Tarmidzi mengenai kebutuhan anak-anak Muslim di Mihara. Mungkin saja karena kesibukan orang tuanya dan tidak adanya mata pelajaran agama Islam di sekolah-sekolah asli Jepang, anak-anak Muslim kurang memahami Alqur’an sebagai pondasi kegiatan ibadah," kata dia. Dari hasil diskusi tersebut akhirnya disepakati ruangan di Masjid Mihara dijadikan TPQ Mihara. Pembelajaran baca tulis Alqur’an dilaksanakan setiap hari Sabtu bagi anak-anak Muslim keluaga Indonesia di Mihara. TPQ Mihara tersebut sudah berjalan sekitar satu semester. Kini tengah dilaksanakan pengembangan kurikulum sekolah dasar ala Indonesia bagi anak-anak WNI yang berada di Jepang. Tujuannnya untuk memperkenalkan Indonesia, meskipun mereka tinggal di negara lain. (drn/)

Tags :
Kategori :

Terkait