Jamaah haji yang berangkat tahun ini dihadapkan pada cuaca ekstrem panas di tanah suci. Untuk itu, jamaah diminta melakukan antisipasi untuk menghadapi suhu udara yang jauh lebih tinggi dibandingkan di tanah air. Apalagi sebagian besar jamaah haji asal Banjarnegara berusia lanjut.
BERANGKAT HAJI : Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono melepas jamaah haji Kloter 1 asal Banjarnegara di Pendapa Dipayudha Adigraha, Kamis (27/7) pukul 02:00 WIB dini hari. (Darno/Radarmas)
Petugas pendamping jemaah haji dari Kemenag Banjarnegara, Solihun menjelaskan 60 persen jamaah haji asal Banjarnegara berusia lebih dari 60 tahun. Dia mengatakan meskipun Kloter 1 yang diberangkatkan Kamis (27/7) dini hari dinyatakan sehat, namun karena sebagian berusia lanjut, tergolong beresiko tinggi.
Dikatakan, tingginya suhu di tanah suci yang mencapai 52 derajat Celcius, mempercepat terjadinya dehidrasi. Sehingga jamaah diminta memperbanyak minum air dan mengonsumsi buah-buahan serta mengenakan masker. "Kami juga minta agar mengenakan pakaian yang mudah menyerap keringat," ungkapnya.
Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono mengatakan kesehatan sangat penting agar jamaah bisa menjalankan ibadah haji dengan baik. “ Kesehatan adalah mahkota kita. Tanpa modal sehat kita tak bisa beribadah. Perlu diwaspadai juga bapak ibu dengan kondisi cuaca di sana yang lebih panas daripada di tanah air,” kata dia.
Budhi meminta jamaah agar memanfaatkan waktu dengan beribadah, menjaga kesabaran. "Selain itu juga harus selalu berkoordinasi dengan kordinator atau pembimbing haji selama melaksanakan ibadah haji. Sehingga bisa menjalankan ibadah dengan lancar," lanjutnya. (drn/nun)