BANJARNEGARA- Jangan pernah anggap enteng soal uang kas Rukun Tetangga (RT). Gara-gara ribut soal duit kas RT, tubuh Susmono Dwi Santoso (52) nyaris tertembus peluru. Bahkan, pistol yang dipegang "lawannya' itu menyalak sampai dua kali.
Susmono warga RT 4 RW 5 Parakancanggah Banjarnegara. Kisah itu bermula saat Susmono -akrab disapa Mono- duduk santai di pertigaan RT 3 RW 5 Kelurahan Parakancanggah Banjarnegara. Hari itu Kamis (16/2) sore sekitar pukul 16.00.
Mono tak sendirian. Dia bersama beberapa warga lain. Tempat nongkrong di pertigaan itu juga tak jauh dari rumahnya. Saat sedang asik ngobrol, Suharto Ketua RT 4 RW 5 tempat Mono tinggal lewat. " Ketua RT ngomong kalau saya ditudung A'ung ikut merekomendasikan peminjaman kas RT ke Kusnen," katanya, Jumat (17/2) kemarin. A'ung sendiri bernama lengkap Riyandoko Catur.
Mono mengaku dia tak terlibat dalam pencairan uang Kas RT itu. Dia pun ingin memberi penjelasan kepada A'ung. Mono lantas beranjak untuk menemui A'ung. Tak berapa lama keduanya bertemu. Mono menuturkan, A'ung menjawab pertanyaannya dengan nada tinggi. Keduanya pun berdebat.
Setelah beradu mulut tanpa penyelesaian, Mono dan A'ung pulang. Tak lama kemudian Mono kembali ke pertigaan untuk mengambil sepeda motornya yang diparkir di sana. Tak dinyana, A'ung juga ke pertigaan menggunakan sepeda motor.
Mono menuturkan, A'ung lalu menghampiri dirinyayang sudah lebih dulu sampai ke pertigaan. "Ko ngapa meng ngeneh maning?," tutur Mono menirukan apa yang dikatakan A'ung.
Sebelum dirinya memberikan jawaban, Mono menuturkan, A'ung tiba-tiba mengeluarkan pistol dan mengarahkannya ke dada Mono. Untungnya dengan sigap Mono bisa menangkis pistol yang dipegang A'ung. Meski begitu, pistol sempat menyalak. "Beruntung saya terhindar," kata Mono.
Setelah menangkis, Mono berusaha merebut pistol yang dipegang pelaku. Terjadilah pergulatan. Saat itu, kata Mono, A'ung kembali menarik pelatuk pistolnya. "Untung tak kena lagi," kata Mono.
Mono kemudian menang hingga pistol yang dipegang A'ung terjatuh. Pistol itu lantas diambil Mega Anggoro Kasih yang merupakan anak Mono. "Saat itu banyak yang melihat. Termasuk anak saya," kata Mono.
Mono menuturkan, dirinya tidak tahu yang dipegang A'ung itu pistol mainan atau pistol sungguhan. Yang jelas, saat pistol memuntahkan peluru, suara letusannya terdengar keras. Menurut Mono, pistol yang digunakan A'ung berisi delapan peluru. "Dua peluru sudah ditembakkan," katanya. Pistol itu kini sudah diserahkan ke polisi.
A'ung lalu kabur menggunakan sepeda motor. Sekitar 15 menit kemudian, Mono menuturkan, A'ung sempat menelpon dirinya untuk meminta maaf. "Tapi setelah itu ponselnya tak aktif," kata dia.
Ketua RT 4 RW 5 Kelurahan Parakancanggah Kecamatan Banjarnegara, Suharto mengatakan pencairan pinjaman ke Kusnen dilakukan atas persetujuan tiga pengurus RT. Pinjaman sebesar Rp 6 juta disetujui lantaran Kusnen memberikan BPKB mobil Hijet 1.000 tahun 1985. "Kusnen disebu berjanji akan mengembalikan hutang dalam tempu satu bulan.
Namun hingga kini atau empat bulan setelah pencairan, Kusnen sama sekali belum mengembalikan uang tersebut. Ketika diSMS tidak dijawab dan ketika dihubungi tidak diangkat. Sejak saat itu Suharto sendiri tidak pernah bertemu dengan Kusnen yang telah pindah ke Komplek Selamanik Banjarnegara.
Tetangga Mono, Rudi Mulyono mengatakan Susmono dan A'ung bertetangga dekat. Bahkan rumahnya berhadap-hadapan dan hanya dipisahkan jalan gang. "Setelah terjadi adu mulut, A'ung pulang ke rumah dan setelah itu kembali ke pertigaan dan menodongkan pistol ke saudara Susmono," terangnya.
Kapolres Banjarnegara, AKBP Saiful Anwar melalui Kapolsek Banjarnegara, AKP Nyoman Sudarjana mengatakan, hingga kini A'ung keberadaan A'ung masih belum diketahui. "Mudah-mudahan bisa cepet ketemu," harapnya. (drn/dis)