Musim Angin Timuran, Tandai Awal Musim Kemarau, Ikan Mulai Bermunculan

Senin 11-07-2022,17:03 WIB

MELIMPAH : Pedagang ikan sedang menjajakan dagangannya di TPI Jetis, Nusawungu, Cilacap, Jumat (8/7). (RAYKA/RADARMAS) CILACAP - Datangnya angin timuran membuat gelombang laut tinggi dan angin kencang. Pada musim ini, sebenarnya menandai awal musim kemarau dan musim panen ikan tiba. Nelayan pun harus jeli saat melaut. Ketua Koperasi Unit Desa (KUD) Mino Saroyo Cilacap Untung Jayanto mengatakan, nelayan di Kabupaten Cilacap segera memasuki musim panen karena saat ini telah berada pada awal musim angin timur. "Biasanya puncak angin timuran itu pada bulan Agustus September. Jadi saat-saat ini awal musim angin timuran biasanya ikan-ikan mulai bermunculan," kata dia, Jumat (8/7). Dikatakan Untung, berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, nilai transaksi ikan di Kabupaten Cilacap menurun. Bahkan pada periode yang sama tahun 2021 nilai transaksi ikan menurun hingga 50 persen. "Pada Januari-Mei 2021 kemarin kita melakukan transaksi Rp 30 miliar. Nah di tahun ini, pada periode yang sama baru Rp 15 miliar. Ini turunnya 50 persen sendiri," katanya. Menurut Untung, dari delapan TPI yang dikelola KUD Mino Saroyo hanya TPI Kemiren dan Tegalkatilayu yang ada aktivitas pelelangannya. Sementara TPI lainnya masih belum ada lantaran hasil tangkapan yang sedikit. https://radarbanyumas.co.id/bmkg-gelombang-tinggi-capai-6-meter-di-selatan-laut-jawa/ "Ini dampak fenomena La Nina, cuaca buruk sejak awal tahun. Jadi banyak nelayan yang tidak melaut, jadi hasil tidak maksimal. Kami harap ke depannya cuaca bisa bersahabat jadi hasil bisa maksimal lagi dan ekonomi nelayan tentunya bisa terangkat," ujar Untung. MELIMPAH : Pedagang ikan sedang menjajakan dagangannya di TPI Jetis, Nusawungu, Cilacap, Jumat (8/7). (RAYKA/RADARMAS) Sementara itu, di TPI Jetis Nusawungu, meski tidak masuk dalam KUD Mino Saroyo, hasil tangkapan ikan di TPI Jetis hingga kini dinilai masih stabil. Pasalnya, dari tahun ke tahun jumlah nelayan di Jetis terus bertambah. Saat ini ada lebih dari 200 nelayan di Jetis. Ketua TPI Jetis, Murimun Mariyogi mengatakan, rata-rata perbulannya, di TPI Jetis mampu melakukan transaksi pelelangan sebesar Rp 1 miliar. Ikan-ikan yang didapat biasanya langsung dikirim ke Cilacap maupun para eksportir. "Untuk Desa Jetis memang nelayan terus bertambah dan perahu bertamban ini yang menjadikan produksi terus bertambah," ujar Marimun. Dikatakan Marimun, pihaknya akan tetap berusaha untuk terus meningkatkan jumlah PAD di TPI Jetis. Selain untuk meningkatkan kesejahteraan Cilacap juga untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan di Jetis. (ray)

Tags :
Kategori :

Terkait