Kapal Nelayan Terbalik Dihantam Ombak, 10 ABK 'Bertaruh Nyawa' Menanti Evakuasi

Sabtu 25-06-2022,11:21 WIB

DRAMATIS : Proses evakuasi ABK oleh relawan Nelayan PPC, Kamis (23/6) malam. (TANGKAPAN LAYAR VIDEO HNSI) RADARBANYUMAS, CILACAP - Sebuah kapal nelayan terbalik di perairan Karang Bolong Nusakambangan, Kamis (23/6) sekitar pukul 17.30 WIB. Meski dinyatakan selamat, proses penyelamatan 10 Anak Buah Kapal (ABK) cukup dramatis. Petugas gabungan dari TNI AL, Basarnas, Polairud dan relawan berjibaku melawan ombak besar untuk menyelamatkan para korban. Satu per satu ABK yang terombang-ambing di tengah laut akhirnya berhasil dievakuasi ke kapal petugas. Menurut Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Cilacap, Sarjono, ada laporan masuk dari pemilik kapal bahwa 2 kapalnya yang hendak masuk ke Pelabuhan Perikanan Cilacap (PPC) mengalami kendala dan salah satunya terbalik. "Kamis malam sekitar pukul 20.00 ada laporan bahwa 2 kapal-nya mengalami kecelakaan yang satu terbalik dan yang satunya terdampar di perairan Nusakambangan," jelas Sarjono kepada Wartawan, Jumat(24/6). Penyebab terbaliknya kapal diduga karena mesin mati dan juga karena kondisi hujan serta gelap. Sehingga kapal kandas dan terhantam ombak besar hingga akhirnya terbalik. Diketahui 10 ABK sempat bertahan sekitar 5 jam di atas kapal yang terbalik sebelum dievakuasi. https://radarbanyumas.co.id/4-abk-kapal-zidane-express-bertahan-hidup-terapung-di-tengah-laut-dengan-styrofoam/ "Setelah berkordinasi dengan Polairud dan Basarnas kita tetap mengirim relawan nelayan PPC untuk mengevakuasi 10 ABK. Sekitar pukul 23.30 seluruh ABK berhasil dievakuasi," lanjut Sarjono. DRAMATIS : Proses evakuasi ABK oleh relawan Nelayan PPC, Kamis (23/6) malam. (TANGKAPAN LAYAR VIDEO HNSI) Dari 2 kapal yang mengalami kecelakaan laut tersebut, salah satu kapal berhasil kembali ke dermaga batre. Namun karena gelombang masih tinggi, satu kapal lainnya masih di lokasi kejadian. "Kita akan upayakan evakuasi tapi gelombang masih tinggi," tambah Sarjono. Akibat peristiwa itu, pemilik kapal mengalami kerugian mencapai Rp 2,5 miliar. Pihak HNSI mengimbau kepada para nelayan untuk lebih waspada karena gelombang laut sedang tinggi. "Saat ini sedang angin timur gelombang sedang tinggi. Jika terpaksa harus melaut, usahakan jam 4 maksimal jam 5 sudah merapat di dermaga," pesannya. (jul)

Tags :
Kategori :

Terkait