Frizka Anggraeni Asli Cilacap, Founder Yayasan Siaga Peduli, Telah Jelajah Indonesia Demi Kemanusiaan

Kamis 14-04-2022,09:59 WIB

NILAINYA TINGGI : Frizka Anggareni saat menjalani misi kemanusiaan Frizka Anggraeni (33), Founder Yayasan Siaga Peduli terus menjaga semangat mengabdi kepada masyarakat. Perempuan asli Cilacap ini sudah hampir menjelajah Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Semua demi melakukan misi kemanusiaan. Frizka pertama kali jatuh cinta pada bidang kerelawanan dan kegiatan sosial tahun 2009 silam. Namun Diaa mengaku baru mulai terjun penuh di dunia kerelawanan pada tahun 2012. Dia mengikuti banyak sekali lembaga besar. Dia belajar menjadi relawan terlatih agar siap guna terjun ke masyarakat di berbagai kondisi lapangan. Akhirnya tahun 2016, Frizka mendirikan Yayasan Siaga Peduli yang berpusat di Kabupaten Cilacap. Pergerakan misi kemanusiaannya itu, sudah tersebar di 11 Kota di Indonesia. Diantaranya, Kabupaten Temanggung, Magelang, Yogya, Solo, Semarang, Kalimantan Selatan bahkan hingga Negeri Jiran Malaysia. "Beberapa tahun saya di Semarang mengikuti beberapa kegiatan dan organisasi kemanusiaan. Kemudian saya pindah ke kota kelahiran Cilacap karena pindah kerja dan menikah. Saya berfikir kenapa tidak mendirikan sendiri saja," ujarnya. Bagi Frizka, hal yang membuat suka dengan kegiatan sosial adalah nilainya. https://radarbanyumas.co.id/kisah-muhtar-yang-mengajar-sma-1-kampung-laut-masuk-pulau-terluar-di-cilacap-harus-start-pagi-buta-di-sekolah-ditantang-murid/ NILAINYA TINGGI : Frizka Anggareni saat menjalani misi kemanusiaan Bahwa sebagai manusia, nilai berharga bukan dari apa yang dimiliki, namun dari apa yang dibagi. Bagaimana peran terhadap berbagai hal yang terjadi di sekeliling. "Ada hak saudara-saudara kita di berbagai kelapangan dan nikmat yang kita miliki. Misal di kesehatan ada hak mereka, di lapangnya rezeki kita ada hak mereka, di kelapangan waktu kita ada hak mereka, dan itu harus di tunaikan," katanya. Dia menceritakaan, awal-awal Siaga Peduli berdiri, ia dan rekanannya iuran untuk melakukan pengobatan gratis di berbagai pelosok daerah, seperti Kabupaten Banjarnegara. Di sana, ia bertemu dengan berbagai macam orang yang memang sangat membutuhkan pengobatan. Bahkan ada satu cerita yang membuatnya sangat tersentuh. Kala itu, salah seorang kakek-kakek yang sehat tetap datang ke pengobatan gratis itu. "Kakek itu tetap datang, saya tanya alasan beliau datang meski sehat. Kata dia, obat tersebut akan digunakan saat ia sakit. Karena ia tidak mampu membeli obat. Padahal harga obat itu hanya Rp 10 ribu. Bagaimana saya tidak tersentuh, ternyata masih banyak orang yang sangat membutuhkan bantuan kita," kisahnya. Begitu banyaknya doa dan senyum yang ia dapatkan merupakan bayaran yang sangat tidak ternilai. Setiap orang-orang yang ia temui di lapangan, menjadi keluarga baru baginya. https://radarbanyumas.co.id/jaga-pejuang-kemanusiaan-ganjar-minta-ada-regenerasi-pmi-jateng/ Seperti saat bertugas di Lombok. Selama beberapa pekan di sana, membuat dirinya dan para pengungsi seperti saudara. Bahkan sampai saat ini masih sering berkomunikasi saling bertukar kabar. (*/RAYKA DIAH-Cilacap)

Tags :
Kategori :

Terkait