Tiga Desa di Cilacap Dikepung Banjir Akibat Luapan Sejumlah Sungai

Sabtu 02-04-2022,09:11 WIB

BENCANA: Tembok rumah warga jebol akibat banjir di Majenang sejak, Kamis (31/3). (ISTIMEWA) CILACAP - Hujan yang mengguyur wilayah Kabupaten Cilacap pada Kamis (31/3) malam, mengakibatkan ratusan rumah warga tergenang banjir. Analis Kebencanaan Ahli Muda, BPBD Kabupaten Cilacap, Gatot Arief Widodo mengatakan, sekitar 200 rumah warga di tiga desa di Kecamatan Majenang terendam banjir. "Banjir menimpa Desa Padangjaya, Cilopadang dan Desa Pandangsari. Ketinggian air mulai 30 sentimeter hingga satu meter," kata dia, Jum'at (1/4). Menurutnya, banjir tersebut disebabkan meluapnya sejumlah sungai. "Limpasan air sungai terjadi di Dusun Benda dan Dusun Cimuluh Timur. Volume Sungai Cimuluh tinggi akibat kiriman hujan dari wilayah desa-desa di Cimanggu," ujarnya. Saat ini, tim BPBD sedang berada di lokasi banjir untuk memastikan keamanan warga terdampak. https://radarbanyumas.co.id/pemukiman-warga-di-majenang-tergenang-banjir/ "Satu unit perahu viber sudah diterjunkan di lokasi banjir. Untuk sementara kerugian dan lainnya masih dalam pendataan," kata Arief. Laman Berikutnya BENCANA: Tembok rumah warga jebol akibat banjir di Majenang sejak, Kamis (31/3). (ISTIMEWA) Selain merendam ratusan rumah di Kecamatan Majenang, genangan banjir juga dilaporkan terjadi di Kecamatan Cimanggu. Akibat tidak mampu menampung debit air, Sungai Cirey di kecamatan tersebut meluap ke pemukiman warga. Di Desa Pesahangan, peristiwa tersebut mengakibatkan dua rumah warga terdampak mengalami kerusakan berat hingga sedang. "Satu rumah temboknya jebol akibat terjangan air banjir. Perabotan rumah juga ikut hilang. Sementara satu rumah lagi dinding, perabotan, dapur dan kamar mandi juga rusak," ujarnya. Pihaknya meminta masyatakat untuk mewaspadai adanya cuaca ekstrem dan dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi. https://radarbanyumas.co.id/pemukiman-warga-di-majenang-tergenang-banjir/ "Untuk di Cimanggu sudah surut. Namun kami tetap menghimbau warga untuk waspada. Karena masih terjadi potensi cuaca ekstrem seperti hujan intensitas tinggi, angin kencang dan petir," tegas Arief. (ray)

Tags :
Kategori :

Terkait