Sepekan Diperbaiki, Penguat Tanggul di Sungai Cileumeuh Hancur Lagi Kena Abrasi

Kamis 17-03-2022,17:06 WIB

Penguat tanggul Sungai Cileumeuh yang baru selesai digarap warga 2 desa sepekan terakhir, kembali hancur karena tidak mampu menahan abrasi. CILACAP - Dampak kerusakan abrasi Sungai Cileumeuh semakin meluas. Kali ini giliran penguat tanggul yang baru selesai digarap warga 2 desa hancur karena tidak mampu menahan abrasi. Artinya kerja bakti yang dilakukan warga Desa Cilopadang, Kecamatan Majenang dan Rejodadi Kecamatan Cimanggu, sepekan terakhir dari tanggal 6 hingga 13 Maret 2022 menjadi sia-sia. Pada saat kerja bakti, warga membuat penguat tanggul dengan memanfaatkan pohon kelapa dan bambu sebagai tiang pancang. Tetapi itu hanya bertahan sampai Senin (14/3) lalu, di mana penguat tanggul tersebut terkena abrasi dan menghancurkan bangunan semi permanen. "Kondisi terakhir seperti ini (penguat tanggul hancur)," kata Sekretaris Desa Cilopadang, Dodo Hantoro mengatakan, Rabu (16/3). Dodo menjelaskan, dalam waktu dekat kabarnya akan ada material bantuan dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy. Tetapi dirinya belum bisa merinci material apa saja. "Tidak paham. Pak Kades yang menemui (petugas BBWS)," dia menjelaskan. Dari catatan warga setempat, abrasi tersebut sudah mulai sekitar tahun 1997. Tetapi belum ada aksi nyata untuk penanganan permanen lokasi tersebut dari pihak berwenang. Kejadian paling parah terjadi saat sebuah jalan di Desa Cilopadang Kecamatan Majenang putus total akibat gerusan sungai Cileumeuh. Akibatnya warga sudah tidak lagi nyaman tinggal di lokasi tersebut karena rumahnya sudah seperti akan ambruk. "Ini sudah terjadi sejak sebelum krisis moneter (1998) lalu," kata Saryono, warga Desa Cilopadang. Saat ini, dia menambahkan, banyak warga mulai mengeluhkan luas tanah di tepi sungai yang menyusut drastis. "Lama-lama sungai bergeser ke arah barat," dia menambahkan. https://radarbanyumas.co.id/24-tahun-abrasi-sungai-cileumeuh-belum-juga-diperbaiki-puluhan-rumah-dan-jalan-desa-terdampak/ Abrasi sungai terakhir kembali terjadi pada 10 Februari 2022 lalu dan mengakibatkan kerusakan semakin bertambah parah. Abrasi bulan lalu itu kembali memakan bahu dan badan jalan penghubung antar dusun di Desa Cilopadang. Bukan hanya itu, satu rumah warga Desa Rejodadi Kecamatan Cimanggu juga nyaris ambruk dan empat lainnya juga terancam roboh. (nas)

Tags :
Kategori :

Terkait