DBD Cilacap Kembali Renggut Korban Jiwa, Enam Dinyatakan Positif, Dua Bergejala

Sabtu 26-02-2022,21:04 WIB

FOGING : Puskesmas Majenang 2 melakukan foging tiga dusun paling banyak kasus di Desa Jenang, yakni Dusun Margasari, Losari dan Cigobang, Jumat (25/2). CILACAP - Satu warga Desa Jenang, Kecamatan Majenang meninggal dunia setelah terjangkit penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Sebelum adanya korban, DBD sudah menyerang sejumlah warga di tiga dusun di Desa Jenang. Menyikapi maraknya DBD ini, Puskesmas Majenang 2 selaku UPT penangungjawab wilayah Desa Jenang langsung melakukan foging satu desa, menyasar tiga dusun paling banyak kasus, yakni Dusun Margasari, Losari dan Cigobang. Kepala Puskesmas Majenang 2, Nunung Tri Banowati menyampaikan, fogging merupakan langkah terakhir yang pihaknya lakukan setelah melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) di wilayah tersebut. Petugas sejak Jumat (25/2) pagi telah berada di lokasi untuk kemudian berkeliling kampung di 3 dusun tersebut untuk melakukan fogging. "PE sudah dan kemarin kan ada satu yang meninggal bulan (Februari) ini. Hingga satu desa ini difogging," kata Nunung, Jumat (25/2). Nunung menambahkan, sejak awal tahun 2022 kasus penyebaran DB di desa memang cukup fluktuatif. Dalam beberapa kesempatan, terjadi lonjakan. Namun selang waktu kemudian kasus menurun drastis. https://radarbanyumas.co.id/demam-berdarah-mewabah-di-majenang/ Hingga kemudian, DB ini merebak di Desa Jenang. Dari catatannya sudah ada enam orang warga yang terjangkit DBD. Selain itu ada 2 yang memiliki gejala mirip Demam Berdarah. Nunung menambahkan, sejak awal tahun 2022 kasus penyebaran DB di desa memang cukup fluktuatif. Dalam beberapa kesempatan, terjadi lonjakan. Namun selang waktu kemudian kasus menurun drastis. Hingga kemudian, DB ini merebak di Desa Jenang. Dari catatannya sudah ada enam orang warga yang terjangkit DBD. Selain itu ada 2 yang memiliki gejala mirip Demam Berdarah. "Total ada delapan. Enam positif DBD dan dua bergejala," dia menambahkan. Dia menjelaskan, faktor penyebaran dan kasus sepanjang ini di Jenang bukan semata-mata karena musim penghujan. Namun lebih karena faktor kepadatan wilayah tersebut. Selain itu juga karena kebiasaan warga untuk bisa menerapkan pola hidup sehat. "Memang kasus DB muncul di awal dan akhir tahun yang bertepatan musim hujan. Tapi perlu kita ingat, nyamuk pembawa virus DB ini tidak tinggal di air mengalir dan kotor. Justru di genangan air yang bersih," ujar Nunung. Kepadatan penduduk menurut dia memiliki pengaruh tersendiri. Apalagi jika warga terbiasa menggantung pakaian di dalam rumah yang menjadi tempat nyamuk bersembunyi. (nas)

Tags :
Kategori :

Terkait