Pemanfaatan Mangrove di Cilacap Masih Perlu Dimaksimalkan Lagi

Kamis 03-02-2022,07:03 WIB

STUDI : Ditemani Bupati Indramayu Agustina, Bupati Cilacap mengunjungi Site Visit Program CSR Pengembangan Mangrove RU VI Balongan di Kawasan Ekowisata Mangrove Desa Karangsong, Kabupaten Indramayu Senin (31/01). (ISTIMEWA) CILACAP - Segara Anakan Kabupaten Cilacap memiliki spesies mangrove terlengkap di Indonesia. Ada sekitar 41 hingga 50 spesies yang tumbuh di kawasan perairan payau tersebut. Dengan jumlah yang jauh lebih banyak dibanding yang berada di Karangsong Indramayu Jawa Barat yang jumlahnya berkisar 27 hingga 30 spesies, keberadaan mangrove Segara Anakan dinilai belum cukup dioptimalkan. Hal tersebut disampaikan Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji setelah menghadiri Site Visit Program CSR Pengembangan Mangrove RU VI Balongan di Kawasan Ekowisata Mangrove Desa Karangsong, Kabupaten Indramayu Senin (31/01) lalu. Bupati menyampaikan, kedatangannya ke Kabupaten Indramayu sebagai bahan studi terkait rencana pengembangan program hutan mangrove di Kabupaten Cilacap. “Di Cilacap sebetulnya sudah ada Hutan Mangrove bahkan lebih luas dan terdapat juga cemara laut. Tetapi satu hal kenapa harus ke Karangsong? Saya ingin belajar. Bagaimana menyelamatkan dan memanfaatkan mangrove yang ada di Cilacap dan juga laut yang ada di Cilacap,” kata Tatto. Tatto menceritakan, dirinya mendapat banyak ilmu dari kunjungan kerjanya di Indramayu, di antaranya adalah sekolah tematik yang memanfaatkan mangrove sebagai media pembelajaran untuk siswa-siswi di Indramayu. “Di sini (Indramayu) saya banyak belajar, yang saya terkesan sekali yaitu sekolah tematik. Sekolah tematik ini untuk menggagas anak-anak mencintai alam. Jika tidak mencintai, nanti hanya bisa bercerita tetapi tidak tau kegunaan dari mangrove,” ujar Bupati. Di Indramayu, masyarakat juga diajak untuk lebih mengetahui kegunaan dari pohon Mangrove terutama masyarakat di daerah pesisir pantai seperti halnya di Kabupaten Cilacap. "Yang lebih penting lagi, masyarakat tidak akan bisa, tidak akan mau, diajak untuk menyelamatkan mangrove jika tidak tahu kegunaannya," kata dia. Hasil studinya di Indramayu, mangrove banyak digunakan sebagai komoditas yang memiliki nilai ekonomi. "Ternyata (mangrove) bisa dibuat keripik, jus, kerupuk dan masih banyak. Dan itu juga tantangan bagi anak muda, bagaimana dia berkreasi dan berinovasi. Kuncinya yang pertama adalah mencintai terlebih dahulu," tandas Tatto. (nas)

Tags :
Kategori :

Terkait