78 Bencana Dalam Sembilan Bulan di Cilacap, Bupati Minta Waspada Hadapi Musim Hujan

Selasa 02-11-2021,13:34 WIB

KERJA BAKTI: Warga dibantu Babinsa Koramil 15/Karangpucung melaksanakan kerja bakti membersihkan material longsor yang terjadi pada pekan lalu. CILACAP - Memasuki musim penghujan, masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi kemungkinan cuaca tidak menentu yang bisa mengakibatkan bencana. Data dari BPBD Kabupaten Cilacap menyebutkan, sejak Januari sampai September 2021 sudah tercatat 78 kejadian bencana di Kabupaten Cilacap. Mulai dari bencana banjir, tanah longsor, angin puting beliung, angin kencang, kekeringan dan gelombang tinggi. "Total kerugian akibat kejadian sembilan bulan terakhir mencapai Rp 2 miliar," Jelas Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji setelah Apel Konsolidasi Kesiapsiagaan dan Perlengkapan Search and Resque (SAR) menghadapi potensi bencana alam di Alun-Alun Kabupaten Cilacap, Senin (1/11) Tatto menambahkan, kejadian tahun ini masih lebih sedikit dibanding kejadian bencana alam tahun lalu yang mencapai 173 kejadian, dengan rincian sebanyak 37 kejadian banjir, 80 tanah longsor, 53 kejadian angin kencang, 1 kekeringan, 1 gelombang pasang. "Tahun 2020 lalu kerugian akibat bencana mencapai Rp 27 miliar," imbuhnya. Melihat angka kejadian bencana tersebut dan melihat prakiraan cuaca yang disampaikan BMKG, Tatto mengungkapkan, puncak musim penghujan diprediksi terjadi di bulan November 2021 hingga Februari 2022. "Kita harus mewaspadai bencana alam yang mungkin terjadi pada musim penghujan ini," ujarnya. https://radarbanyumas.co.id/awas-bencana-puncak-dampak-la-nina-november-desember/ Apel Konsolidasi Kesiapsiagaan dan Perlengkapan SAR kemarin sendiri dalam rangka kesiapan menghadapi bencana alam yang mungkin terjadi, dengan menyiapkan personil dan menggelar seluruh sarana prasarana yang akan digunakan dalam penanggulangan bersama, seperti ambulance, mobil, perahu karet, kayak dan alat penanggulangan bencana lainnya. Menghadapi potensi kejadian bencana alam dan mengantisipasi kejadian bencana, menurut Tatto memerlukan upaya secara terpadu dengan melibatkan banyak pihak. "Faktor sinergitas menjadi kunci yang sangat penting, karena potensi terjadinya bencana perlu mendapatkan perhatian bersama," tandas Bupati. Kapolres Cilacap, Eko Widiantoro mengatakan, bahwa selain personil dan sarana serta prasarana, diperlukan juga langkah antisipasi lainnya seperti mapping titik lokasi yang rawan terhadap bencana selama musim penghujan. "Dengan ini teman-teman di wilayah maupun distrik yang rawan bencana perlu menyiapkan tempat, logistik, sarana dan prasarana sehingga masyarakat yang terdampak tetap bisa memiliki motivasi dan semangat," ungkap Kapolres. Di Desa Tayem Kecamatan Karangpucung, Senin (1/11), warga dibantu Babinsa Koramil 15/Karangpucung melaksanakan kerja bakti membersihkan material longsor yang terjadi pada pekan lalu. https://radarbanyumas.co.id/awas-hujan-deras-yang-tidak-wajar-di-cilacap-cuaca-ekstrem-bmkg-waspada-longsor-dan-banjir-bandang/ Kejadian tanah longsor terjadi akibat hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Karangpucung sehingga mengakibatkan tanah longsor sepanjang 10 meter dengan ketinggian 4 meter dan hampir menimpa rumah warga Dusun Cijoho RT 02/02 Desa Tayem Kecamatan Karangpucung. "Kita kerja bakti membersihkan material longsor dengan peralatan seadanya dan memasang tanggul sementara agar tidak longsor dan menimpa rumah dibawahnya saat terjadi hujan lagi," Ucap Sertu Harih Suwargi, Babinsa Koramil 15/Karangpucung. Pihaknya menghimbau kepada warga yang tinggal di bawah ketinggian agar selalu waspada potensi terjadinya longsor mengingat curah hujan yang cukup tinggi. "Kita berharap, ini ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah untuk setidaknya membuat tanggul yang cukup kuat, sehingga tidak mengancam keselamatan warga yang tinggal dibawahnya," tutup Harih. (nas)

Tags :
Kategori :

Terkait