Gangguan Cuaca Regional Picu Cuaca Buruk

Kamis 22-07-2021,14:13 WIB

Ilustrasi/Istimewa/ CILACAP - Kabupaten Cilacap saat ini sudah memasuki musim kemarau. Namun, adanya gangguan cuaca regional membuat ada potensi bencana hidrometeorologi seperti bencana banjir. Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Metereologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo mengatakan, dinamika atmosfer pada tanggal 21 Juli 2021 berpengaruh terhadap curah hujan khususnya di Jateng. Antara lain perbedaaan nilai anomali suhu permukaan laut tersebut disebut sebagai Dipole Mode Indeks (DMI). https://radarbanyumas.co.id/cuaca-buruk-hasil-tangkapan-nelayan-turun-drastis/ https://radarbanyumas.co.id/wilayah-kecamatan-jeruklegi-dan-kawunganten-banjir-hingga-12-meter/ "Jika DMI positif umumnya berdampak pada berkurangnya curah hujan di Indonesia bagian barat. Sedangkan DMI negatif (-) berdampak pada meningkatnya curah hujan di Indonesia bagian barat," kata dia, Rabu (21/7). Teguh mengatakan, DMI dianggap normal ketika nilainya negatif 0,4 hingga positif 0,4. Saat ini, DMI terpantau negatif 0,46, sehingga suplai uap air dari wilayah Samudra Hindia ke wilayah Indonesia bagian barat signifikan. "Dengan kata lain, aktivitas pembentukan awan di wilayah Indonesia bagian barat signifikan. Gangguan-gangguan yang bersifat regional tersebut berpotensi terjadi minimal selama tiga hari," kata dia. Selain DMI, keberadaan Madden Julian Oscillation (MJO) di Kuadran 5 (Indian Ocean/Samudra Hindia, netral) berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia. Gangguan cuaca lainnya berupa gelombang atmosfer Rossby Ekuator di atas wilayah Jawa, Lampung, Kalimantan Utara, dan Sulawesi bagian utara. Sedangkan gelombang atmosfer tipe Low Frequency berada di atas wilayah Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. "Saat ini juga terdapat anomali suhu permukaan laut (sea surface temperature/SST) dengan nilai SST anomali berkisar 1-3 derajat Celcius," ujarnya. Oleh karena adanya gangguan cuaca tersebut, sejumlah wilayah di Kabupaten Cilacap terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga ekstrem. Potensi hujan juga masih berpotensi di Kecamatan Cilacap Selatan, Kampunglaut, Cilacap Tengah, Cilacap Utara, Adipala, Nusawungu, Binangun, Kroya, Maos, Sampang, Jeruklegi, Kesugihan, Kawunganten, Bantarsari, Patimuan, Gandrungmangu, Kedungreja, Sidareja, Karangpucung, Cimanggu, Cipari, Wanareja dan Majenang. "Curah hujan di Adipala tercatat 46 milimeter, Maos 55 milimeter, Binangun 51 milimeter, Gandrungmangu 70 milimeter, Kawunganten 165 milimeter, Tunggul Wulung 64 milimeter. Dan curah hujan tertinggi atau ekstrem di atas 150 milimeter terpantau di Kawunganten," jelas Teguh. Teguh mengimbau warga Cilacap dan sekitarnya untuk mewaspadai kemungkinan ancaman bencana hidrimeteorologi berupa banjir dan tanah longsor. (ray)

Tags :
Kategori :

Terkait