Di Cilacap, Pasien Ditolak Empat Rumah Sakit, Dua Akhirnya Meninggal Saat Tunggu Ketersediaan Tempat Tidur RS

Senin 19-07-2021,10:48 WIB

MENCARI TEMPAT TIDUR: Seorang pasien Covid-19 asal Jeruklegi Kulon ditolak empat rumah sakit rujukan di Cilacap, akhirnya mendapatkan tempat tidur di RS Banyumas. CILACAP - Dua pasien Covid-19 meninggal dunia saat menunggu ketersediaan tempat tidur rumah sakit rujukan pekan lalu. Kejadian ini terjadi di sebuah klinik di Kecamatan Sampang. https://radarbanyumas.co.id/gertakan-bupati-cilacap-manjur-rs-swasta-langsung-tambah-150-tt-pasien-covid/ Sumber Radarmas menyebutkan, sebenarnya ada tiga pasien, hanya dua meninggal dunia di klinik, dan satu meninggal dunia setelah tidak lama diterima oleh rumah sakit rujukan. Sulitnya mendapatkan tempat tidur di RS rujukan menurut dia menjadi penyebab pasien tidak mendapatkan penanganan dan kemudian meninggal dunia. "Kemarin di klinik kami ada tiga yang meninggal. Di klinik dua, satu RSUD. (Rumah sakit) Tidak ada yang mau menerima," kata sumber yang tidak mau disebutkan namanya, Minggu (18/7). Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap dr Pramesti Griyana Dewi tidak membantah hal tersebut. Menyikapi kejadian seperti itu, hasil rapat dengan pimpinan sebelas rumah sakit belum lama ini telah memutuskan menambah tempat tidur (TT) pasien covid-19. "Jumlah TT pasien Covid-19 kan akan ditambah, mungkin pihak rumah sakit sedang mempersiapkan. tidak mungkin kan langsung siap, mesti dilengkapi dulu fasilitasnya," ungkapnya kemarin. https://radarbanyumas.co.id/pasien-sembuh-covid-di-cilacap-terus-bertambah/ Dia meyakini jika tambahan sebanyak 150 TT pasien Covid-19 terealisasi atau efektif bisa digunakan, akan sangat menolong pasien yang membutuhkan. Pramesti mengakui, dengan kasus positif aktif yang meningkat sangat merepotkan Satgas, di saat TT pasien Covid-19 rumah sakit rujukan masih sangat terbatas. Satgas juga tidak menutup kemungkinan akan menjadikan salah satu rumah sakit yang ada sebagai rumah sakit khusus pasien Covid-19. "Terpaksanya kalau sangat mendesak, salah satu rumah sakit dijadikan RS khusus Covid-19, tidak menerima pasien umum," terangnya. Selain pasien meninggal saat menunggu rujukan, Radarmas juga mendapatkan laporan adanya pasien Covid-19 asal Desa Jeruklegi Kulon Kecamatan Jeruklegi yang dibiarkan mencari rumah sakit rujukan sendiri. Pihak keluarga pasien Darsim kepada Radarmas menjelaskan, karena sudah tidak bisa ditangani Puskesmas, pihak Puskemas meminta kepadanya untuk ke RSI Fatimah, sesampai di RSI Fatimah pihak rumah sakit menyatakan tidak ada TT, dan diarahkan ke RSPC oleh RSI Fatimah. Sama seperti RSI Fatimah, RSPC juga menolak pasien dengan alasan penuh, kemudian diarahkan ke RS PMC Sampang. Sampai RS PMC Sampang mendapatkan jawaban yang sama, dan diarahkan ke RS Santa Maria Cilacap yang juga mendapatkan jawaban sama. "Akhirnya kami ke RS Banyumas, dan diterima," jelas Darsim. Menyikapi hal tersebut Pramesti mengatakan, mestinya tidak seperti itu, Puskesmas seharusnya melakukan koordinasi dengan RS rujukan untuk memastikan ketersediaan TT. "Puskesmas mestinya telpun dulu, pasien jangan dibawa dulu, telpun dulu sampai mendapatkan (RS) yang masih ada tempat," ujarnya. Pada kondisi TT pasien covid sangat terbatas, pihaknya meminta masyarakat jangan berinisiatif mencari TT pasien Covid dengab mendatangi rumah sakit yang ada. "Memang betul-betul penuh, mau bagaimanapun susah kalau mau memaksakan, sebaiknya telpun dulu mana RS yang tersedia tempat," tandasnya. (nas)

Tags :
Kategori :

Terkait