Pulang ke Tanah Air, TKI Cilacap Alami Luka Bakar di Taiwan

Rabu 23-06-2021,08:54 WIB

SAMPAI RUMAH: Arif Hidayat (32), TKI asal Planjan Kesugihan yang mengalami luka bakar saat bekerja di Taiwan, akhirnya bisa pulang ke Cilacap, Selasa (22/6) malam.NASRULLOH/RADARMAS CILACAP - Buruh Migran Indonesia (BMI) atau Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Dusun Karagsari Desa Planjan Kecamatan Kesugihan, Arif Hidayat (32), yang mengalami luka bakar serius saat bekerja di Taiwan pada Oktober 2020 lalu, akhirnya bisa pulang ke Cilacap, Selasa (22/6) malam. https://radarbanyumas.co.id/pemkab-kebumen-diminta-lindungi-pekerja-migrant-di-malaysia-ini-datanya/ Sebelum pulang, Arif mendapatkan perawatan di rumah sakit selama tujuh bulan, tiga bulan diantaranya di RS Taiwan, dan empat bulan dirawat di RS Polri Jakarta. Arif yang berprofesi sebagai welder atau tukang las menceritakan, kejadian terjadi pada 16 Oktober 2020, saat dia sedang mengelas dan mengecat di sebuah cerobong. "Saat saya sedang ngecat di sebuah ruangan (cerobong), saat itu menggunakan tinner, baunya sangat menyengat sampai saya pingsan," kata Arif. Saat dia pingsan terjadilah kebakaran di ruangan tempat dia bekerja. "Sadar-sadar saya di pinggir mobil (ambulance), sudah dikeluarin. Posisi saya gini (kaku)," imbuhnya yang mengalami luka bakar serius pada sekujur tubuh, dari badan hingga bagian muka. Setelah dievakuasi dirinya dilarikan ke tempat milik perusahaan dan diberikan perawatan menggunakan obat-obatan tradisional Taiwan. "Selama setengah jam saya dimandiin pakai bubuk kuning dan arak. Kemudian saya dibawa ke rumah sakit, setelah itu saya tidak sadar, setengah bulan koma," ujar Arif yang sudah bekerja di Taiwan sejak 2018. Setidaknya Arif mendapatkan perawatan di RS Taiwan sekitar dua bulan sebelum diperbolehkan ke Indonesia. Sesampai Jakarta sekitar Februari, Arif dirawat di RS Polri Jakarta selama empat bulan lebih tiga hari sebelum diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit, Selasa (22/6). "Kalau dirupiahkan, biaya perawatan mencapai Rp 2,5 miliar lebih," terangnya. Arif bersyukur pasca kejadian dan selama perawatan mendapatkan dukungan dan pendampingan dari sejumlah lembaga dan komunitas, mulai dari Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), GSC, DPC PKB Cilacap dan juga Garda BMI. "Saya terima kasih kepada teman-teman, baik sesama TKI di Taiwan dan juga yang di Indonesia yang sudah membatu saya," tandas Arif. Perwakilan BP2MI mengatakan, selama perawatan di Indonesia termasuk rawat jalan, semua biaya ditanggung oleh BP2MI. "Selama perawatan, dari masuk rumah sakit sampai pulang ke rumah ditanggung BP2MI," katanya. Tim Fasilitator pemulangan Arif dari DPC PKB Cilacap Amir Mustofa Zuhdi mengatakan, selain Arif, masih banyak BMI asal Cilacap yang menghadapi masalah di luar negeri. Dari data yang dia dapatkan dari P4TKI menyebutkan sedikitnya ada 11 kasus yang dialami para pekerja migran asal Cilacap dimulai dari dokumen ditahan, gaji tidak dibayar, overchanging, BMI meninggal dunia, BMI Sakit dan BMI dipulangkan. "Kami masih mengumpulkan data-data lain yang diperlukan untuk membantu mereka yang membutuhkan pendampingan," kata Amir yang juga Wakil Ketua DPC PKB Cilacap. (nas)

Tags :
Kategori :

Terkait