Enam Kecamatan di Cilacap Berpotensi Terdampak Tsunami, BMKG: Antisipasi Gempa di Atas 8 SR

Jumat 28-05-2021,13:40 WIB

Aktivitas Pantai Selatan Cilacap. CILACAP - Kabupaten Cilacap merupakan salah satu wilayah yang masuk katagori rawan bencana. Hampir semua bencana berpotensi di Kota Bercahaya ini, termasuk bencana tsunami. Hal tersebut diungkapkan, Sukasno, Kepala Stasiun Klimatologi Semarang dan Koordinator BMKG Jateng. https://radarbanyumas.co.id/26-31-mei-waspada-potensi-banjir-rob-tujuh-kecamatan-di-cilacap-tanggul-pantai-kamulyan-jebol-diterjang-ombak/ Berdasarkan peta rawan tsunami, ada enam kecamatan yang berpotensi terdampak bencana tsunami. Yakni Kecamatan Cilacap Selatan, Cilacap Utara, Adipala, Binangun, Kesugihan dan Nusawungu. "Kami membuat peta rawan bencana tsunami untuk level kecamatan. Peta ini bisa ditindaklanjuti oleh Pemkab Cilacap harapan masyarakat bisa terakomodir," kata dia, Kamis (27/5). Menurutnya, saat ini gempa bumi semakin sering terjadi. Untuk itu, pihaknya memberikan rekomendasi, kepada Pemkab Cilacap untuk membangun bangunan yang tahan gempa. "Kita tidak tau kapan itu (gempa) terjadi. Untuk itu kita perlu siapkan masyarakat. Seperti pembangunan mall, rumah sakit dan lainnya untuk mengantisipasi gempa harus mulai dilihat spesifikasinya, sudah tahan gempa atau belum. Tentunya untuk mengurangi korban atau runtuh karena tidak kuat," kata dia. Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie mengatakan, peta rawan tsunami tersebut disusun berdasarkan permodelan aktivitas Subduksi Selatan Jawa 8,8 Skala Richter (SR). "Penyusunan peta ini memang berdasarkan skenario terburuk. Kalau memang ada gempa di atas 8 SR yang memicu tsunami kita harus apa dan bagaimana. Jadi patut waspada, kita perlu upaya mitigasi," katanya. Dikatakan Setyoajie, berdasarkan permodelan tersebut jarak maupun dampak tsunami yang dihasilkan tiap kecamatan bervariasi atau tidak sama. Untuk itu, peta rawan tsunami tersebut bisa dijadikan rujukan oleh Pemkab Cilacap dalam menyusun rencana kontingensi nantinya. Pihaknya pun mengatakan, wilayah pesisir selatan banyak muara sungai. Untuk itu masyarakat yang berada di wilayah bantaran sungai patut waspada jika terjadi gempa diatas 8 SR yang dapat memicu tsunami. "Sungai ibarat jalan tol dalam tsunami, kadang tsunami bisa masuk lewat sungai. Jadi masyarakat yang berada di dekat sungai perlu menjauh sekitar 20 meter supaya tidak terdampak," imbuhnya. Menganggapi hal tersebut, Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Tri Komara mengatakan, saat ini ada 45 shelter tsunami di Kabupaten Cilacap. Kendati demikian, ke 45 shelter tersebut masih perlu diuji terkait ketahanan bangunan jika terjadi gempa di atas 8 SR. "Di Cilacap kita belum bisa menjamin banguanan tahan gempa di atas 8 SR. Jangan sampai bangun gedung asal bangun, tidak tahan gempa. Dengan bantuan peta rawan tsunami ini bisa mendukung kita BPBD edukasi ke warga," kata dia. Dalam waktu dekat, katanya, pihaknya akan melakukan sosialisasi ke wilayah yang berpotensi terdampak tsunami. Hal tersebut dilakukan untuk meminimalisir adanya dampak yang ditimbulkan. "Cilacap itu wilayahnya flat atau sejajar dengan pantai. Kalau agak tinggi harus ke daerah bandara, atau wilayah Lebeng, Kesugihan. Sedangkan masyarakat masih mengesampingkan shelter gedung bertingkat. Jadi akan kita sosialisasikan terus," ujarnya. Pihaknya pun berharap, nantinya akan ada shelter di enam kecamatan rawan tsunami tersebut. Baik bangunan milik pemerintah, milik swasta, maupun dunia usaha. (ray)

Tags :
Kategori :

Terkait