Kabareskrim Komjen Listyo Sigit
JAKARTA - Sejumlah jenderal polisi bintang tiga atau Komisaris Jenderal (Komjen) digadang-gadang segera menempati posisi Kapolri, menggantikan Jenderal Idham Azis yang memasuki pensiun pada 1 Februari 2021. Bahkan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut nama calon Kapolri sudah ditangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan segera diserahkan ke DPR.
Empat Komjen yang digadang-gadang menjadi Kapolri, yaitu Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar, Komjen Gatot Eddy Pramono selaku Wakapolri, Kabaharkan Komjen Agus Andrianto, dan Kabareskrim Komjen Listyo Sigit. Namun dari keempatnya yang diprediksi bakal memimpin Polri adalah Komjen Listyo Sigit.
https://radarbanyumas.co.id/kapolri-baru-di-saku-jokowi/
Prediksi tersebut disampaikan mantan Sekjen MUI Tengku Zulkarnain. Menurutnya, Listyo akan dipilih karena Jokowi dinilai cemas dengan kebangkitan kekuatan politik Islam di masa mendatang.
"Dengan melihat begitu khawatirnya mereka akan kebangkitan kekuatan politik Islam ke depan, sepertinya Pak @jokowi akan angkat Listyo jadi Kapolri," cuitnya, dalam akun Twitter @ustadtengkuzul, Selasa (5/1).
Meski demikian, Tengku Zul menyebut bahwa hal tersebut merupakan hanya sebuah prediksi. Masyarakat pun diminta menunggu untuk membuktikan apakah prediksinya tersebut benar adanya.
"Mari kita tunggu... (Prediksi)," imbuhnya.
Tidak hanya Tengku Zul, mantan Ketua MPR Amien Rais pun demikian.
"Kalau saya tidak mendahului takdir, saya yakin yang akan dipilih Pak Jokowi itu Kabareskrim sekarang yaitu, Pak Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo. Kalau sampai tidak jadi, enggak apa-apa, saya malah senang," ujar pendiri Partai Ummat ini melalui akun youtubenya Amien Rais official.
Dia menilai, Komjen Listyo punya kedekatan dengan Jokowi. Sebab, mantan Kapolda Banten itu pernah menjaga kampung halaman Jokowi di Solo, saat menjabat Kapolres.
"Ini adalah logika saya sebagai pengamat, bahwa ini yang paling nyaman, yang paling aman, paling cocok dengan Pak Jokowi. Kalau saya keliru, alhamdulillah malahan, dan saya yakin ini yang dipilih," ucap Amien.
Meski demikian, Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti menyebut pihaknya akan segera memberikan rekomendasi nama calon Kapolri kepada Presiden Joko Widodo dalam waktu dekat.
"Segera dalam waktu dekat," ujarnya.
Dijelaskan Poengky, pihaknya sejak akhir tahun lalu telah membahas dan mengajak diskusi sejumlah pihak untuk mengerucutkan nama. Namun, Kompolnas masih belum membeberkan nama-nama tersebut.
"Belum, masih dirapatkan," katanya.
Namun, dari pengalaman sebelumnya, Kompolnas selalu memberikan lebih dari satu nama calon Kapolri ke Jokowi.
"Pengalaman Kompolnas selama ini lebih dari satu. Kemudian Presiden yang akan memilih dari nama-nama yang sudah kami pertimbangkan tersebut," kata Poengky.
Dikatakannya, pada awal Desember 2020, Kompolnas menyelenggarakan beberapa focus group discussion untuk memperoleh masukan untuk calon Kapolri. Masukan kriteria tersebut, didapatkan mulai dari internal Polri, tokoh-tokoh masyarakat, akademisi, organisasi media dan LSM, hingga dari purnawirawan Polri yang diwakili Kapolri dan Wakapolri pada masanya.
"Kompolnas akan melihat data track record dan prestasi calon-calon Kapolri, dan akan memberikan pertimbangan kepada Presiden untuk calon-calon yang track record dan prestasinya terbaik," katanya.
Siapapun yang akan menjadi Kapolri, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menyebut harus menyelesaikan dua kasus warisan Jenderal Idham Azis.
"Kasus pembunuhan satu keluarga di Sigi, Sulawesi Tengah, yang diduga dilakukan MIT (Mujahidin Indonesia Timur) dan penembakan yang menewaskan enam laskar FPI (Front Pembela Islam) di Tol Cikampek," ungkapnya.
Untuk kasus di Sigi, IPW berharap Satuan Tugas Tinombala dapat menangkap Ali Kalora cs di akhir masa kepimpinan Kapolri Jenderal Idham Azis. Hal itu akan menjadi hadiah pensiun agar tidak meninggalkan utang kasus yang sulit diselesaikan oleh calon Kapolri yang saat ini masih digodok oleh Kompolnas.
Sementara kasus penembakan enam anggota laskar FPI juga masih penuh kontroversial dan tidak mudah dituntaskan. Apalagi Komnas HAM masih terus mengumpulkan bukti-bukti adanya dugaan pelanggaran HAM dalam kasus ini.
Kedua kasus ini menjadi warisan Idham Azis untuk penerusnya. Menurut IPW, bukan mustahil kasus tersebut bisa menjadi masalah baru yang rumit dan membuat kepercayaan publik terhadap Polri makin negatif. "Untuk itu Kapolri baru diharapkan bisa segera melakukan konsolidasi di internal Polri agar jajaran kepolisian bisa lebih fokus lagi untuk menuntaskan kasus tersebut," ucap Neta.
Selain itu, Neta menilai, Kapolri baru perlu melakukan berbagai pendekatan kepada tokoh masyarakat untuk membantu menuntaskan kasus tersebut. Sehingga saat kasus ini dituntaskan, masyarakat benar-benar percaya pada Polri bahwa kasus itu diselesaikan.
Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko menyebut Presiden Jokowi telah mengantongi nama calon Kapolri dan akan segera dikirim ke DPR. Dikatakannya, pergantian kapolri sudah menjadi hal yang rutin. Karenanya tinggal mengikuti seuai prosedurnya saja.
"Prosedurnya sudah ada, tinggal tunggu waktu. Siapanya (calon kapolri) pasti sudah ada," katanya.
Moeldoko mengungkapkan, dalam waktu dekat Presiden Jokowi akan mengirimkan nama calon kapolri ke DPR RI.
Nantinya, calon kapolri baru tersebut akan menjalani uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) lantaran waktu yang tersedia juga tinggal sedikit.
Namun demikian, Moeldoko sampai saat ini masih enggan membocorkan nama calon kapolri pilihan Jokowi itu.
Namun, Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin menyebut DPR belum menerima surat presiden (surpres) terkait permintaan pelaksanaan uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) untuk calon kapolri pengganti Idham.
"Belum (terima)," katanya.
Hal yang sama diungkapkan Wakil Ketua Komisi III DPR Pangeran Khairul Saleh.
"Sampai sekarang, Komisi III (DPR) belum terima surat presiden dari Istana terkait permintaan fit and proper test untuk calon Kapolri," ucap politikus PAN itu.(gw/fin)
Grafis
4 Komjen Menunggu Tugas Baru
Empat nama calon kuat Kapolri pengganti Jenderal Pol Idham Azis mencuat di publik. Berikut nama-nama calon Kapolri beserta karirnya
Komjen Pol Listyo Sigit
Lahir: Ambon, Maluku, 5 Mei 1969
Lulus Akpol 1991
Kepala Kepolisian Resor Pati (2009)
Kepala Kepolisian Resor Sukoharjo (2010)
Wakil Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Semarang
Kepala Kepolisian Resor Kota Surakarta (2011)
Kasubdit II Dittipidum Bareskrim Polri (2012)
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sulawesi Tenggara (2013)
Ajudan Presiden RI (2014)
Kepala Kepolisian Daerah Banten (2016)
Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri (2018)
Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (2019)
Komjen Pol Boy Rafli Amar
Lahir: Jakarta 25 Maret 1965
Lulusan Akpol 1988
Wakapolres JAkarta Utara 2004
Kapolres Kepulauan Seribu 2004
Kapolres Pasuruan 2006
Direktur Reserse Kriminal Polda Maluku Utara pada 2008.
Kabid Humas Polda Metro Jaya 2009
Kabag Penum Biro Penmas Divisi Humas Polri 2010
Karo Penmas Divisi Humas Polri 2012
Kapolda Banten 2014
Kadiv Humas Polri 2016
Kapolda Papua 2017
Wakil Kepala Lemdiklat Polri 2018
Kepala BNPT 2020
Komjen Pol Gatot Eddy Pramono
Lahir: Solok, Sumatra Barat, 28 Juni 1965
Lulusan Akpol 1988
Kapolres Blitar (2008)
Sekretaris Pribadi Kapolri (2008),
Kapolres Metro Depok (2008)
Kapolres Metro Jaksel (2009)
Direktur Reskrimum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya (2011)
Analis Kebijakan Madya bidang Pidum Bareskrim Polri (2012)
Kabagdukminops Robinops Sops Polri (2013)
Karolemtala Srena Polri (2014)
Wakapolda Sulsel (2016)
Staf Ahli Sosial Ekonomi (Sahlisosek) Kapolri (2017)
Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Kapolri (2018).
Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya (2018)
Wakapolri (2019)
Komjen Pol Agus Andrianto
Lahir: Blora, Jawa Tengah, 16 Februari 1967.
Lulusan Akpol 1989
Kapuskodalops Polres Lampung Selatan (1997)
Kasat Serse Poltabes Medan (1999)
Wakapolres KP3 Tanjungperak (2003)
Kasat I/Dit Reskrimsus Polda Metro Jaya (2006)
Kapolres Tangerang (2007)
Kapolres Metro Tangerang (2008)
Dir Reskrim Polda Sumut (2009)
Kabagresmob Robinops Bareskrim Polri (2011)
Analis Kebijakan Madya bidang Pidkor Bareskrim Polri (Dlm Rangka Dik Sespimti)
Kabagbinlatops Robinops Sops Polri (2013)
Dir Psikotropika dan Prekursor Deputi Bid Pemberantasan BNN (2015)
Dirtipidum Bareskrim Polri (2016)
Wakapolda Sumut (2017)
Kapolda Sumut (2018)