Pedagang Tempe dan Tahu di Pasar Kroya Banyak yang Tidak Berjualan, DPKUKM: Stok Kedelai di Cilacap Aman

Selasa 05-01-2021,10:55 WIB

Pedagang di Pasar Kroya. CILACAP - Harga komoditas kedelai kini merangkak naik mengikuti harga di pasar global. Hal tersebut membuat makanan olahan yang berasal dari kedelai seperti tempe dan tahu juga ikut naik. Bahkan di Pasar Tradisional Kroya, pedagang tempe dan tahu banyak yang tidak berjualan. Yanti, pedagang di Pasar Tradisional Kroya mengatakan, sudah lima hari dirinya tidak menjual tahu di pasar. Hal ini dikarenakan pabrik yang menjadi langganannya belanja tahu tidak memproduksi tahu beberapa hari terakhir. https://radarbanyumas.co.id/edarkan-tembakau-sintetis-warga-sumbang-dibekuk/ https://radarbanyumas.co.id/harga-kedelai-melonjak-pedagang-saya-tidak-memperkecil-ukuran-paling-menaikan-rp-500/ "Menurut pemilik produksi, mereka tidak membuat tahu karena harga kedelai mahal," kata dia, Selasa (5/1/2021). Kondisi seperti ini diakuinya membuat kebingungan. Secara otomatis dirinya tak bisa berjualan karena tidak ada barang yang akan dijualnya dan ini tentu sangat merugikan bagi dirinya. Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan, Koprasi dan UKM (DPKUKM) Cilacap, Umar Said mengatakan, kenaikan biaya kedelai disebabkan kenaikan biaya global dari negara asal. "Salah satunya China mengajukan impor ke Amerika 200 persen dari biasanya, sehingga berdampak harga ke import untuk negara lain seperti Indonesia," jelasnya. Menurutnya, stok kedelai sesuai penjelasan dari Kemendag di dalam negeri masih cukup untuk tiga bulan ke depan. Di Cilacap pun pihaknya sudah koordinasi dengan importir kedelai yang ada di Cilacap. "Importir yang ada di Cilacap CV. FKS Multiagro. Berdasarkan penjelasan dari importir, stok kedelai masih cukup namun ada kenaikan harga. Harga digudang importir sekarang Rp 8.700 - 8.800 per kilogram," pungkasnya. (ray)

Tags :
Kategori :

Terkait