Tugu di Cilacap
CILACAP - Pekan lalu, puluhan desa di Kabupaten Cilacap terendam banjir dan tanah longsor. Meskipun sudah surut, namun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menghimbau masyarakat di Kabupaten Cilacap mewaspadai potensi bencana.
Hal ini disebabkan kondisi dinamika atmosfer yang tidak stabil dan kelembapan udara yang cukup tinggi dalam sepekan ke depan dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia.
Kondisi tersebut diperkuat oleh aktifnya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby Ekuatorial, dan gelombang Kelvin di wilayah Indonesia dalam periode sepekan ke depan.
https://radarbanyumas.co.id/curah-hujan-januari-februari-diprediksi-tinggi-bpbd-warga-harus-kenali-kejadian-alam-di-wilayahnya/
"BMKG memprakirakan dalam periode sepekan ke depan potensi cuaca ekstrem dan curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang. Berpotensi terjadi di beberapa wilayah Jawa Tengah termasuk Cilacap," kata Prakirawan Cuaca BMKG Stasiun Meteorologi Cilacap, Rendi Krisnawan, Jum'at (27/11).
Kendati demikian, mulai tanggal 21 November hingga 30 November, intensitas curah hujan di Kabupaten Cilacap sudah masuk dalam katagori menengah atau berkisar pada 101-150 mm.
"Namun masih perlu diwaspadai karena masih ada potensi hujan lebat dalam skala harian. Ini bisa menyebabkan genangan air, banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah," kata dia.
Selain itu, fenomena la nina moderat juga masih berlangsung di wilayah Indonesia hingga awal tahun 2021. Sehingga kondisi curah hujan masih tinggi. (ray)