Prosesi sedekah laut
CILACAP - Terik matahari tepat di atas kepala, saat para kelompok nelayan di Kabupaten Cilacap memikul jolen. Jolen-jolen tersebut dinaikan perahu warna-warni untuk dibawa dekat Pulau Majethi.
Meski prosesi sedekah laut tahun ini sedikit berbeda dari tahun-tahun lalu. Namun tidak mengurangi kesakralan dari prosesi sedekah laut. Tahun ini, prosesi sedekah laut dilakukan di masing-masing rukun atau kelompok nelayan.
Ada sekitar 20 jolen pada hari ini yang dilarung secara terpisah oleh masing-masing kelompok. Kemudian perahu yang mengangkut jolen-jolen tersebut akan bertemu di sekitar pulau Majethi kemudian Jolen dilarung di laut kidul (Samudera Indonesia) dekat bunga wijayakusuma.
Jolen tersebut berasal dari HNSI dan delapan kelompok nelayan yakni Sentolo Kawat, Pandanarang, PPSC, Tegal Katilayu, Kemiren, Lengkong, Sidakaya dan kelompok nelayan Bengawan Donan.
https://radarbanyumas.co.id/jumat-besok-tradisi-sedekah-laut-hanya-akan-digelar-di-masing-masing-kelompok-nelayan/
Prosesi sedekah laut ini sudah dimulai sejak Kamis (10/9/2020). Mereka berziarah ke Pantai Karang Bandung di sebelah Timur Tenggara Pulau Nusakambangan.
Malam harinya dilanjutkan dengan tirakatan di masing-masing TPI, acara mendengarkan sejarah sedekah laut dan memotong tumpeng. Dan acara puncaknya, pada hari Jum'at Kliwon (11/9/2020).
"Tujuan kita mengadakan untuk nguri-nguri budaya dan ucap syukur melalui larung jolen. Kami sudah izin ke Gugus Tugas, prosesi tersebut juga mengikuti aturan protokol kesehatan, jaga jarak, menggunakan masker. Acara di masing-masing rukun nelayan ini, menghindari berkerumun skala besar," jelas Sarjono.
Beberapa ubo rampe seperti kepala kambing, tumpeng, pakaian, sayur-sayuran yang ada di masing-masing jolen ditujukan kepada Allah SWT dan penghuni laut yang memberikan keselamatan bagi nelayan.
"Tujuan tetap diadakannya sedekah laut adalah sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah dan penghuni di laut agar memberikan keselamatan kepada nelayan," pungkas Sarjono. (ray)