RAKOR : Sekda Cilacap, Farid Ma'ruf memimpin rapat koordinasi High Level Meeting dengan TPID di Ruang Gadri Pendopo WIjayakusuma, Kamis (15/11). ISTIMEWA
CILACAP – Peringkat tertinggi namun tidak menyenangkan. Itulah angka inflasi di Kabupaten Cilacap yang pada Oktober kemarin mencapai 0,41 persen. Angka ini merupakan yang tertinggi di Jawa Tengah.
"Memang kalau kita lihat data selama 3 tahun terkahir, ada kecenderungan di November dan Desember terdapat kenaikan harga cukup tinggi," jelas Kepala BI KPw Purwokerto, Agus Chusaini saat rapat koordinasi High Level Meeting dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Cilacap, Rabu (14/11).
Dia mengingatkan, inflasi yang tinggi ini harus menjadi perhatian TPID Kabupaten. Supaya ke depan kenaikan harga selama periode ini tetap terkendali.
Kepala BPS Kabupaten Cilacap, Toto Desanto memaparkan, ada 5 komoditas yang memberi andil inflasi cukup tinggi, yakni cabai, beras, premium, semen, dan cabai rawit. Cabai rawit jadi yang tertinggi yakni sebesar 0,08 persen. Disusul beras 0,08 persen, premium 0,06 persen, semen 0,04 persen, dan cabai rawit 0,03 persen "Kelima komoditas tersebut berkontribusi terhadap inflasi sebesar 0,28 persen," jelasnya.
Menghadapi Hari Raya Natal 2018 dan Tahun Baru 2019, Sekretaris Daerah Kabupaten Cilacap Farid Maruf memastikan, ketersediaan dan harga kebutuhan pokok masyarakat cukup terkendali. "Apabila ada kenaikan pada salah satu komoditas, menurut kami cukup wajar, mengingat permintaan yang meningkat," ujarnya. (nas/din)