Ilustrasi
BANJAR – Dinas Kesehatan Kota Banjar mencatat sekira 80 persen dari 2.700 ibu hamil di Kota Banjar sudah menjalani tes HIV/AIDS. Hasilnya, tidak ada yang terdeteksi sebagai Orang dengan Aids (ODA).
“Dari total 3.700 ibu hamil, sudah sekitar 2.200 ibu hamil yang sudah memeriksakan diri pengetesan HIV/AIDS. Hasilnya tidak ada yang positif HIV,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Banjar dr Agus Budiana, Kamis (26/11).
Ia mengatakan sisanya yang 20 persen lagi dalam tahap pembujukan untuk diperiksa. Pihaknya tidak bisa memaksakan ibu hamil untuk tes HIV/AIDS karena terbentur dengan hal seseorang. Namun kata dia, kewajiban pemerintah tetap harus mengajak para ibu hamil melaksanakan tes HIV/AIDS.
“Wajib bagi para ibu hamil untuk melakukan tes HIV/AIDS itu tidak juga, tapi untuk mengajaknya itu wajib,” katanya.
https://radarbanyumas.co.id/satu-ibu-hamil-meninggal-karena-covid-19-di-banyumas-total-meninggal-akibat-covid-19-orang/
Pemeriksaan, kata dia, bisa dilakukan ke puskesmas terdekat. Gunanya supaya ibu hamil yang terdeteksi positif HIV/AIDS bisa ditangani dan diberikan pengobatan. “Kalau dari rentang waktu tahun 2006 sampai sekarang itu ada sekitar 336 ODA yang terdeteksi hasil dari pemeriksaan. Namun hanya sekitar 35 persennya saja yang mau menjalani pengobatan gratis di rumah sakit,” katanya.
Jumlah 336 ODA terdiri dari berbagai usia produktif, tidak hanya ibu hamil. Ada juga yang terdeteksi bayi. “Usianya produktif, jumlah tren yang positif HIV/AIDS meningkat seiring dengan seringnya pemeriksaan yang dilakukan,” katanya.
Ia mengimbau masyarakat agar menjalani hidup sehat dan tidak melakukan seks bebas dan perilaku lainnya yang menakibatkan penularan HIV/AIDS. “Mari hidup sehat, karena sehat itu mahal,” katanya. (cep)