Pendaftar SKTM "Aspal" di Cilacap Bisa Lolos

Senin 09-07-2018,10:00 WIB

Kemelut PPDB SMK CILACAP - Sebagian pendaftar dengan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM), berpeluang besar lolos diterima. Banyaknya pendaftar yang menggunakan SKTM, khususnya pada jenjang SMK, ternyata tidak diibmbangi dengan survei dari rumah ke rumah calon siswa yang menggunakan SKTM. Sekolah hanya mengambil sampel, sehingga tidak semua pemakai SKTM asli tapi palsu (Aspal) dapat teridentifikasi. JURNAL : Pendaftar di salah satu sekolah di Cilacap sedang melihat jurnal PPDB. Yudha Iman Primadi/Radarmas Ketua Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMKN 1 Cilacap, Bambang Eko Santosa mengatakan, sampai Jumat (6/7) total pendaftar dengan SKTM dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang mendaftar sebanyak 311 pendaftar. "Mereka sudah pasti masuk dengan memakai SKTM atau KIP," ujarnya ketika ditemui Radarmas. Dia menjelaskan, untuk PPDB tahun ini pendaftar dengan SKTM cenderung lebih banyak dibandingkan tahun lalu. Untuk melakukan survei kunjungan ke rumah satu per satu sampai pengumuman 11 Juli mendatang, pihak sekolah agak keteteran. Dengan keterbatasan tenaga yang dimiliki sekolah, dimungkinkan ada pendaftar dengan SKTM yang tidak sesuai bisa lolos diterima. Kalau pun pendaftar dengan SKTM "Aspal" dikeluarkan oleh pihak sekolah hal tersebut tidak banyak membantu peserta didik berprestasi dari keluarga mampu yang sudah tersingkir. "Jika pendaftaran sudah ditutup dan anak yang menggunakan SKTM "Aspal" kami keluarkan, bangku yang ditinggalkan tetap kosong tidak bisa diisi peserta lain," ungkap dia. Menurut dia, di SMKN 1 Cilacap terdapat 8 jurusan, yaitu Teknik Komputer Jaringan (TKJ), Multimedia, Usaha Perjalanan Wisata, Tata Boga, Perhotelan, Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran, Akuntansi Keuangan Lembaga serta yang terakhir Bisnis Daring dan Pemasaran. "Tidak banyak pendaftar berSKTM nilai UNnya tinggi. Ini yang mungkin dikatakan mengambil hak siswa berprestasi," sambung Bambang. Dampak lain dengan banyaknya pendaftar dengan SKTM tanpa memperhatikan besaran nilai UN, yaitu pada sulitnya mengulang capaian torehan prestasi sekolah pada tahun lalu. Contohnya untuk jurusan Akuntansi, baru tahun ini terdapat peserta didik yang mendaftar dengan nilai yang rendah. "Saya pribadi pesimis bisa mengulang prestasi tahun lalu," pungkasnya. (yda/din)

Tags :
Kategori :

Terkait