Rencana Pengembangan Rawa Bendungan di Desa Tritih Wetan Terganjal Kepemilikan Lahan

Sabtu 12-05-2018,08:00 WIB

Rawa Bendungan Direncanakan Jadi Destinasi Wisata CILACAP–Rawa Bendungan yang berada di Desa Tritih Wetan Kecamatan Jeruklegi dan sebagian di Kelurahan Mertasinga Kecamatan Cilacap Utara, dianggap memiliki keistimewaan dan keindahan yang tidak dimiliki daerah lain. Bupati Cilacap, Tatto Suwarto Pamuji saat melakukan kegiatan Gebrak Gotong Royong di Tririh Wetan, Jumat (11/5) menyinggung soal itu. Dia menegaskan, Rawa Bendungan harus dimanfaatkan dan dikembangkan. "Rawa Bendungan sudah kami masukkan rencana sebagai destinasi wisata Cilacap," ujar Tatto yang mengaku sudah siap menganggarkan untuk pengembangan Rawa Bendungan. Wakil Bupati Cilacap, Syamsul Aulia Rachman mengungkapkan, invesasi untuk optimalisasi Rawa Bendungan sangat layak dilakukan. ISTIMEWA : Rawa Bendungan dinilai memiliki keistimewaan dan keindahan yang tidak dimiliki daerah lain. Rencana pengembangan menjadi destinasi wisata, terganjal kepemilikan lahan yang sampai saat ini masih diselidiki.ASRULLOH/RADARMAS Tidak hanya dari aspek keuangan, tetapi juga dari aspek pasar Rawa Bendungan menurutnya memiliki prospek yang sangat baik. Berdasakan analisis keuangan, Internal Rate of Return (IRR) pada investasi pengembangan Rawa Bendungan sebesar 38,75 persen. Dengan angka tersebut, Break Event Point (BEP) seluruh investasi tersebut dapat kembali dalam waktu 3 tahun 12 hari. Rawa Bendungan yang saat ini terdapat karamba karamba yang dimiliki perorangan. Akan ditata mencontoh 'Floating Market' yang ada di daerah Lembang, Bandung. "Di sana bagus sekali," jelasnya. Berdasarkan kajian Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPT SP) Kabupaten Cilacap, luas Rawa Bendungan sekitar 125 hektar dan baru 10 persen yang dimanfaatkan. Sebelum melangkah ke arah optimalisasi dan pemanfaatan, dia meminta Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Kabupaten Cilacap berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak untuk mengetahui status tanah kawasan itu. Tahun 2017 Bappelitbangda sudah berupaya melihat status kepemilikan tanahnya. Ada yang merupakan tanah eks bengkok dan tanah masyarakat. "Kita akan arahkan pengembangannya ke sektor pariwisata yang endingnya akan dikelola perusahaan daerah," ungkapnya. Selain itu, Rawa Bendungan akan diproyeksikan sebagai pusat kuliner, rekreasi, dan budidaya ikan. Agar lebih terarah, pengelolaannya akan diserahkan pada Perusda Serba Usaha, yang khusus menangani pariwisata. “Akhir tahun ini target kami sudah ada penyertaan modal sehingga 2019 bisa action”, pungkasnya. Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cilacap, Murniyah mengungkapkan, rencana ini masih bersifat wacana atau obrolan. "Masih ditelisik kepemilikannya," tandasnya. (nas/din)

Tags :
Kategori :

Terkait