H-6, Arus Masih Lengang
MAJENANG-Ketegasan terkait tidak adanya aktivitas pembangunan di jalan raya memasuki tujuh hari jelang lebaran ternyata cuma diatas kertas. Buktinya, memasuki H-6 lebaran, Senin (19/6), masih ada pekerjaan di ruas jalur lingkar utara Majenang. Material dan peralatan proyek menutupi sebagian jalan dan memaksa kendaraan harus memperlambat lajunya.
Material dan peralatan proyek masih menutupi jalan Wahidin dan dr Soetomo, Majenang H-6, kemarin. Akibatnya, kendaraan harus memperlambat lajunya. Padahal, Pemkab dan kepolisian menyatakan tidak ada aktivitas pembangunan di jalan memasuki H-7 lebaran. (HARYADI NURYADIN/RADAR BANYUMAS)
Padahal, jalur tersebut dipakai untuk mengalihkan arus dari arah Jawa Barat.
Seperti yang terpantau Radarmas kemarin. Tumpukan sisa galian drainase, pasir dan peralatan proyek masih ada di dua titik. Pertama ada di jalan dr Wahidin. Satu lagi berada di jalan dr Soetomo. Kedua titik ini tengah ada perbaikan drainase yang dimulai awal puasa ini.
Kepala UPT Dinas Pekerjaan Umum dan Pemukiman Rakyat Majenang, Agus Susanto mengakui masih adanya kegiatan di sana. Meski sudah terlihat tidak tegas, Agus hanya memberi sinyal jika kegiatan ini bisa saja dihentikan sementara jika ada arahan dari induk dinas di Cilacap. Demikian juga jika ada surat tembusan dari Polres Cilacap.
"Jika ada arahan dari induk atau surat dari kepolisian, akan kami tindak lanjuti dan dihentikan sementara," kata Agus.
Dia menambahkan, dinas akan melakukan monitoring terkait adanya material dan perlengkapan proyek dibahu jalan itu. Langkah ini akan dilakukan hari ini. Pihaknya juga akan melihat proyek serupa dilokasi lain untuk memaatikan perkembangan dan kendala di lapangan.
"Besok (hari ini-red) akan kami lihat," kata dia.
Agus memastikan, proyek pembangunan drainase hanya ada di jalur lingkar utara. Sedangkan jalur selatan yang akan dipakai kendaraan dari arah timur terbebas dari proyek serupa. Sementara pengaspalan untuk menutup lubang, sudah dilakukan pekan kedua puasa ini.
"Jalur selatan tidak ada kegiatan," katanya.
Seperti diketahui, jalur lingkar Majenang tiap tahun dipakai untuk mengalihkan arus mudik dan balik. Sementara jalur tengah ditutup total dari kedua arah. Sepanjang jalur ini dipenuhi dengan deretan pertokoan, kantor pemerintah dan swasta serta adanya sejumlah pusat perbelanjaan. Jika arus tetap dipaksakan melalui jalur tengah bisa dipastikan terjadi kepadatan yang luar biasa.
Jalan Nasional Masih Lenggang
Sementara itu, hingga arus mudik hari pertama, H-6, jalan selatan nasional masih lengang dari arus kendaraan para pemudik . Mulai dari pagi hingga selepas siang kemarin, kendaraan masih bisa melaju lancar tanpa adanya iring-iringan pengendara pemudik. Kalaupun ada, jumlahnya masih sangat sedikit dan masih bisa dihitung dengan jari.
Belum nampak adanya "kendaraan khas pemudik", dimana menumpuk barang bawaan diatas kap mobil. Demikian juga dengan sepeda motor yang berisi tiga penumpang, lengkap dengan barang bawaan.
"Jalanan masih lancar. Dari Tasik sampai Majenang tidak ada kendala," ujar salah satu pengemudi angkutan, Budiyono kemarin.
Kondisi lenggang juga terlihat dari jumlah penumpang yang turun di Terminal Karangpucung. Berdasarkan data petugas, jumlah penumpang yang turun disana mencapai 170 orang. Mereka menggunakan 15 bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) reguler jurusan Jakarta-Karangpucung. Selain itu, belum ada satupun busa bantuan yang menurunkan penumpang disana.
"Sampai saat ini belum ada bus bantuan," ujar Kepala Terminal Karangpucung, Kusriyanto melalui petugas terminal, Ali, kemarin.
Dia memperkirakan, bus cadangan baru akan mulai terlihat pada Senin malam atau Selasa pagi ini. Namun belum bisa dipastikan apakah bus itu menurunkan penumpang di Terminal Karangpucung ataukah tidak.
Sementara itu, petugas dari Polres Cilacap sejak sore kemarin sudah berjaga di seluruh pos mudik yang tersebar diberbagai titik. Selain berada di pos, beberapa petugas nampak turun ke jalan untuk mengatur lalu lintas.
Keberadaan petugas ini juga dibantu oleh anggota Pramuka dari Saka Bhayangkara. Mereka ditempatkan di sejumlah titik rawan padat. Seperti perempatan tugu Banteng Loreng Desa Padangjaya, pertigaan Sekarwangi Desa Sindangsari, pertigaan Dipo dan depan toserba. Di tiap titik ini setidaknya ada 6 hingga 8 anggota pramuka yang berjaga secara bergantian.
Polisi sendiri mengantisipasi adanya titik kemacetan di 3 lokasi di Kecamatan Majenang. Titik pertama adalah di Tugu BRI karena adanya pertemuan jalan Margasari dengan jalur lingkar utara. Jalan Margsari sendiri merupakan bagian dari jalur alternantif Majenang-Wanareja. Dua titik lainnya adalah tugu Banteng Loreng dan pertigaan Sekarwangi.
Dari Kroya juga dilaporkan, arus mudik masih sepi. Arus mudik diprediksi akan mulai ramai saat memasuki cuti bersama 23 Juni mendatang atau H-2 lebaran. Menurut Kapolsek Kroya AKP AM Suryo Probo kepada Radarmas menjelaskan jika saat ini kepadatan lalulintas di Kroya memang sudah meningkat tajam.
Namun hal itu lebih banyak karena mobilitas masyarakat yang mencari kebutuhan untuk persiapan lebaran. Sedangkan untuk lalulintas mudik dari sejumlah pintu masuk seperti Buntu, Gentasari terlihat masih lancar dan normal.
“Yang masuk ke Kroya itu berada di Gentasari dan Buntu. Karena jalur nasional juga masih lancar maka pengaruhnya ke Kroya juga masih sedikit,”kata dia.
Sebab arus mudik di Kroya yang paling besar memang kereta. Namun karena sekarang ini kereta hanya mengangkut penumpang yang bertiket saja maka lonjaknnya pun tidak terlalu besar. hanya saja nanti akan terlihat melonjak saat kereta tambahan lebaran mulai dioperasikan.
“Kalau saat ini di stasiun Kroya penurunan penumpang jug amsih normal. Meski naik hanya beberapa persen saja. Tapi menjelang H-3 lebaran nanti pasti akan ada kenaikan signifikan,”bebernya.
Sementara itu di Sampang persiapan mudik lebaran juga sudah mulai. Pos mudiklebaran di Sampangjuga sudah dibaut. Dan seperti biasa karena jalur Sampang banyak jalur keluar masuk desa maka pemerintah Kecamatan Sampang sudah menginstruksikan agar ada linmas yang ikut berjaga di jalur masuk kampung.
“Kami sudah berkoordinasi dengan desa agar jalan-jalan keluar masuk ke desa di jaga supaya tidak terjadi macet dandemi keamanan para pemudik maupun warga,”kata Camat Sampang Drs Ahmad Nurleli MSI.(yan/har/ttg)