Warga Desak Perlintasan Sigong Diberi Palang Pintu

Rabu 26-04-2017,13:51 WIB

KROYA-Kecelakaan maut antara kereta api vs minibus yang menewaskan 6 penumpang minibus pekan lalu membuat warga Pucung Lor masih trauma. Pasalnya, kecelakaan kereta tersebut mengingatkan kembali kecelakaan-kecelakaan kereta sebelum ada bantuan palang pintu dari warga. DESAK PT KAI : Warga meminta perlintasan Sigong di Desa Pucung Lor diberi palang pintu permanen dari PT KAI. (DARYANTO/RADAR BANYUMAS) Karena itulah, warga berharap agar perlintasan Sigong diberi palang pintu. Sebab sekarang ini jalur tersebut sudah sangat ramai. Sehingga tidak cukup hanya palang pintu bantuan dari warga. Namun, harus ada palang pintu permanen dari PT KAI. “Harusnya sudah ada palang pintunya, sebab sekarang sudah banyak kendaraan yang melintas. Setiap hari,” kata Slamet Susanto (47) salah seorang warga warga yang rumahnya tak jauh dari perlintasan Sigong. Hal itu juga dibenarkan oleh Kepala Desa Pucung Lor Adiran yang mengaku sejak kecelakaan kereta kemarin banyak warga yang meminta ke desa untuk mengusulkan ke PT KAI terkait dengan palang pintu. Menurut Adiran, soal usulan sudah pernah dilakukan. Namun karena saat itu tidak ada tanggapan sehingga warga kembali membuat pintu bantuan manual. Desa pun harus mengeluarkan anggaran. “Hanya saja itu kembali ke kebijakan PT KAI selaku pemilik lintasan,”kata dia. Desakan agar perlintasan itu diberi palang pintu semakin menguat. Karena itu, meski tidak berjanji namun akan menyalurkan aspirasi warga terkait dengan perlintasan sigong. “Kalau dari desa tetap masih ada bantuan untuk penjaga palang pintu swakarsa, hingga mudah-mudahan benar akan terealisasi,”kata dia. Sementara itu suara keras disuarakan pelaku usaha tarnsportasi yang menilai banyak perlintasan PT KAI tanpa palang pintu yang sudah banyak memakan korban jiwa. “Padahal kan PT KAI sama seperti usaha lainnya seperti saya yang menyewakan kendaraan. Mencari untung adalah bidang usaha, sehingga kewajibannya pun harus dipenuhi, begitu juga PT KAI,”kata Nugroho (55) salah seorang warga yang memiliki usaha penyewaan mobil di Cilacap Timur. (yan/ttg)

Tags :
Kategori :

Terkait