Tak Ada Pilihan, Nekat Melintas Meski Berbahaya

Jumat 09-12-2016,08:03 WIB

Robohnya Jembatan Cibalung CIMANGGU-Sejumlah siswa Sekolah Dasar (SD) di Desa Cibalung kesulitan menuju tempat belajar. Mereka harus meniti jembatan yang ambruk sejak Rabu (7/12) kemarin. Padahal, hal itu sangat berbahaya karena jembatan dalam kondisi licin. Dismaping itu, bisa saja suatu waktu geser dan ambruk lagi. Di sisi lain, mereka harus berangkat tepat waktu karena saat ini tengah Ujian Akhir Semester (UAS). "Änak saya harus naik turun jembatan yang miring. Kasihan. Padahal harus tetap berangkat sekolah karena sedang ujian," ujar Wiwin, warga Dusun Jambuluwuk Desa Cibalung. Hal serupa diungkapkan Solehan. Dia terpaksa menggendong anaknya untuk menyeberang sungai. Dengan demikian, anaknya bisa tetap berangkat sekolah agar bisa tetap mengikuti UAS yang akan berakhir hari ini. "Terpaksa digendong biar tidak kecebur," katanya. Bagi anak yang lebih dewasa, menyeberangi jembatan ambruk itu nampak lebih mudah. Terutama saat air sungai tengah surut. Jika air naik, mereka harus menunggu cukup lama demi keselamatan. Kalau dipaksa akan berbahaya karena aliran sungai ini cukup deras. "Kalau air surut tidak ada masalah. Tapi kalau naik gimana," tanya Solehan. Camat Cimanggu, Buddy Haryanto kepada Radarmas mengakui, ambruknya jembatan memutus arus ekonomi dan pendidikan warga Cibalung dan Cisalak. Petani kedua desa ini tidak mungkin bisa membawa hasil bumi ke pasar Genteng di Desa Panimbang. "Jalur ekonomi dan pendidikan terputus," ujarnya. Dia mengatakan, sebenarnya ada jalur alternatif. Hanya saja, jalan ini hanya bisa dilalui kendaraan roda 2 saat tanah kering. Selain itu, mereka harus melewati jembatan tua yang kondisinya sudah mengkhawatirkan karena tua dan lapuk. "Ada jalan alternatif tapi hanya bisa dilewati motor. Kalau hujan akan sangat sulit dilalui. Belum lagi harus lewat jembatan tua. Mobil tidak mungkin lewat sana," katanya. Seperti diketahui, jembatan Cikwaung di Desa Cibalung Kecamatan Cimanggu, ambruk Rabu (7/12) kemarin. Jembatan ini sebelumnya sudah ambruk pada Februari lalu dan menimbulkan kerugian hingga Rp 650 juta lebih. Pemerintah desa dan kecamatan setempat sudah mengusulkan perbaikan ini ke Pemerintah Kabupaten Cilacap. Namun sampai jembatan ini ambruk kembali, usulan itu belum mendapatkan tanggapan. Kepala UPT Dinas Bina Marga SDA ESDM Majenang, Darwoko mengatakan, nilai kerugian jembatan Cibalung jauh lebih besar. Dibutuhkan setidaknya Rp 1 M untuk memperbaiki jembatan tersebut. "Untuk perbaikan jembatan, talud dan penguatan tanggul butuh Rp 1 miliar," ujarnya. Informasi yang dia dapatkan dari induk dinas menyebutkan, Pemerintah Kabupaten Cilacap tengah berupaya mengusulkan perbaikan infrastruktur ke provinsi. Alokasi dana yang diharapkan turun melalui penanganan pasca bencana. Ini mengingat seluruh kerusakan infrastruktur ini karena bencana alam. "Kabarnya mau diusulkan ke provinsi," ujarnya. (har/ttg)

Tags :
Kategori :

Terkait