Normalisasi Terus Berulang Tiap Tahun

Rabu 07-12-2016,17:15 WIB

Sungai Tipar Sedot Anggaran Hingga Rp 700 Miliar KROYA-Hujan yang masih menenggelamkan ribuan hektar sawah petani dan ratusan rumah warga di berbagai desa di Kecamatan Kroya membuat warga sangat bergantung kepada mega proyek normalisasi senilai Rp 700 miliar. Dana sebanyak itu digunakan untuk normalisasi sungai Tipar yang melintas di Banyumas dan Cilacap tersebut. Pasalnya, normalisasi ini menjadi harapan satu-satunya untuk menghindari banjir. Saat ini pengerukan sungai dan perbaikan tanggul sudah dimulai dari Desa Sikampuh, Kecamatan Kroya. “Mudah-mudahan kepatuhan kami tidak hanya diambil untungnya saja oleh pelaksana proyek sementara nasib kami tetap saja tenggelam oleh banjir,” kata Mahrudin (41) salah seorang petani. Apa yang dikatakan dia sangat beralasan sebab sudah bertahun-tahun dirinya menjadi petani dan kerap mendapat rugi dari pada untung. “Kalu dihitung-hitung sebenarnya kami menanam padi di daerah banjir itu tidak ada untung-untungnya juga. Hanya karena butuh makan sehingga berharap bisa panen,”ujar dia. Pantauan Radarmas, pengerjaan mega proyek multi years selama tiga tahun senilai Rp 700 miliar ini memang terlihat sangat fantastis. Namun, pengerjaannya seperti mengulang proyek sebelumnya yang membuat masyarakat Kroya kurang yakin. “Proyek sungai selalu identik dengan kegiatan berulang-ulang yang tidak pernah memberikan solusi,”kata Kepala Desa Mujur H Sugeng Hadi Hudoyo. Dia akan terus mengingat apa yang dikatakan oleh Gubernur. Sebab, sebenarnya warga ingin potong kompas agar dananya tidak sebesar itu. Namun efektif untuk pengedalian banjir. Sayang, karena warga dianggap tidak tahu soal bagaimana mengatasi banjir, maka warga pun akhirnya menyerahkan sepenuhnya ke kebijakan Gubernur. “Padahal, warga boleh jadi sudah sangat paham bagaimana banjir di wilayahnya harus diatasi. Sehingga warga hanya usul dan menitipkan aspirasi,”terang dia. Hanya saja apa yang diusulkan selalu diberi yang lain meski sebenarnya tidak membutuhkan. Di kalangan warga muncul idiom jika warga sebenarnya hanya butuh ember, namun justru diberi gentong sehingga sulit untuk menggunakannya.(yan/ttg)

Tags :
Kategori :

Terkait