Mengenal Tatik Winarni S.Kep Ners, Ahli Juru Pemantau Jentik Asal Kroya

Senin 24-10-2016,18:09 WIB

Jentik Nyamuk Berada di Tepi, Suka Bergerak Seperti Huruf S Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang berbahaya karena gigitan nyamuk Aedes Aeghypti. Karena itulah banyak orang yang ingin menjadi pemburu nyamuk tersebut. DARYANTO, Kroya Musim hujan sepanjang tahun atau kemarau basah menjadi sesuatu yang tidak biasa. Hujan sepanjang tahun ini benar-benar menjadi kekhawatiran bagi para juru pemantau jentik (Jumantik). Sebab hujan yang terus turun berarti air akan terus ada. Sehingga itu bisa menjadi masalah baru karena nyamuk. Hujan sepanjang tahun dianggap pula sebagai musim nyamuk. Berarti ancaman penyakit termasuk Demam Berdarah Dengue selalu hadir menghantui warga. Apalagi, Kroya sudah menjadi daerah endemis DBD. Hal itu sudah bisa dilihat dari penyebaran DBD hingga 17 desa di Kroya sudah ada warga yang kena DBD. Kondisi ini mengusik banyak pihak khususnya yang terkait dengan bidang kesehatan. Namun, tentu yang paling merasa tertantang dengan musim hujan sepanjang tahun adalah para Juru pemantau Jentik (Jumantik). “Jumlahnya memang banyak, setiap desa ada satu bahkan lebih Jumantik. Bahkan ada desa yang Jumantiknya ada di setiap RT,” kata Jumantik asal Kroya Tatik Winarni S.Kep Ners. Tatik sudah belasan tahun menjadi koordintor Jumantik. Sehingga dia sudah kenyang pengalaman dengan jenis-jenis nyamuk yang ada termasuk cara perkembangbiakannya. Namun, dia hanya memberikan motivasi pendalaman untuk jenis nyamuk yang berbahaya yakni Aedes Aighypti maupun Anopeles. “Sebab, kedua nyamuk ini yang paling berbahaya. Sebab dapat menyebabakan penyakit Demam Berdarah dan Malaria,” bebernya. Setiap bulan, dia harus terus memompa semangat anggotanya untuk terus melakukan perburuan terhadap nyamuk – nyamuk yang berbahaya. Banyak pengalaman yang dia alami selama menjadi Jumantik. “Kalau mau memeriksa rumah itu belum tentu langsung diterima oleh pemilik rumah. Ada kalanya warga yang merasa tersinggung atau minimal terganggu,” kata dia. Padahal, dia dan teman-teman Jumantik lainnya hanya ingin memastikan jika rumahnya tidak ada jentik nyamuk DBD. Sebab bukan berati rumah yang bersih itu bebas dari sarang nyamuk. Sebab karakteristik nyamuk penyebab DBD justru senang berkembang biak di genangan air yang tenang dan jernih. “Ya kalau teman-teman bilang, nyamuk DBD itu sadar akan kebersihan. Namun sayangnya sifatnya sangat berbahaya bisa mematikan,”kata dia sambil tersenyum. Kini di tengah musim penghujan yang terus menerus membuat dia merasa perlu untuk menyadarkan masyarakat untuk berhati-hati. Jika melihat ada jentik yang senangnya ditepian wadah kemudian gerakannya seperti huruf S disarankan untuk lapor ke Jumantik di desa. “Atau langsung matikan saja kemudian cari lagi, pasti ada yang lain. lalu lakukan 3 M yakni menutup, menguras dan mengubur benda-benda yang bisa menjadi sarang nyamuk,”katanya.(*/ttg)

Tags :
Kategori :

Terkait